Mengenai Saya

Foto saya
Aktif, Imajinatif, simple, jujur, namun sulit percaya dengan orang lain. saya humble untuk orang orang yg sudah mengenal saya. sedikit sulit bergaul dengan lingkungan baru. saya selalu percaya Tuhan selalu menyediakan apa yang saya butuhkan Tepat Pada Waktunya. meskipun hidup ini kejam, tapi roda kehidupan selalu berputar.

PENENTUAN HARGA WAJAR SAHAM PT. KALBE FARMA TBK DENGAN METODE DEVIDEND DISCOUNT MODEL

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
   Banyak cara yang dapat digunakan sebagai alternatif untuk berinvestasi. Perlu disadari bahwa setiap manusia harus memiliki investasi untuk menjamin masa depan yang lebih baik. Investasi memiliki tingkat kesulitan yang beraneka ragam tergantung dengan keuntungan yang diharapkan. Semakin tinggi keuntungan yang diharapkan maka investor harus siap menanggung resiko yang besar. Pasar modal sering menjadi acuan bahwa investasi memiliki risiko yang besar namun dengan keuntungan yang besar pula. Pasar modal telah memainkan perannya secara signifikan sebagai penggerak roda perekonomian nasional dalam beberapa dekade lalu, khususnya dalam kurun waktu 2008 – 2012. Hal ini dapat dilihat dari peranannya sebagai industri keuangan yang menyelenggarakan fungsi intermediasi, dan sarana bagi masyarakat untuk melakukan investasi pada berbagai instrumen keuangan. Kegiatan intermediasi dan investasi dapat mendorong dan menumbuhkan berbagai kegiatan ekonomi yang menciptakan lapangan kerja dan nilai tambah ekonomi serta meningkatkan pendapatan dan nilai aset lembaga – lembaga keuangan yang ikut berpartisipasi dalam industri keuangan. Industri pasar modal dan lembaga keuangan menyediakan alternative sarana investasi dan perencanaan keuangan bagi masyarakat. Dana yang dihimpun di pasar modal dan lembaga keuangan non-BANK selanjutnya akan digunakan untuk kebutuhan operasional dan pengembangan usaha perusahaan / rumah tangga yang membutuhkannya. Pergerakan dana melalui pasar keuangan, termasuk pasar modal dan lembaga keuangan non-Bank  merupakan kunci  pergerakan perekonomian suatu Negara.
   Krisis globlal yang mencapai puncaknya pada triwulan terakhir pada tahun 2009, masih berlanjut sampai sekarang.  Yunani menjadi salah satu Negara yang menerima dampak efek domino yang begitu nyata. Ketidak stabilan dipasar keuangan global tetap terjadi akibat masih kuatnya persepsi negative terhadap prospek pemulihan ekonomi globlal, serta masih terjadinya  krisis utang eropa.  Ketidak stabilan mengakibatkan investor mengurangi penempatan dana di pasar kredit dan pasar modal. Baik di negara maju maupun di negara berkembang. Penurunan penenpatan dana di Negara berkembang juga dipengaruhi oleh persepsi resiko yang masih tinggi atas penempatan di Negara berkembang. Tahun 2009 ditandai oleh mulai pulihnya perekonomian globlal. Gejolak pasar keuangan yang sangat tinggi pada akhir 2008 dan triwulan 1 2009 telah mulai mereda sejak triwulan II 2009. Pemulihan ekonomi globlal ini tidak lepas dari kebijakan-kebijakan yang telah diambil oleh Negara-negara maju dan berkembang sejak awal terjadinya krisis keuangan global. Tahun 2010, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia mengalami penguatan yang signifikan dibanding tahun sebelumnya. Indeks ditutup pada posisi 3.703,512, mengalami penguatan sebesar 45,96% bila dibandingkan pada posisi penutupan di tahun 2009 dan merupakan indeks tertinggi yang pernah dicapai BEI selama tahun 2010. Kinerja IHSG periode Desember 2009 – 15 Oktober 2010 adalah yang terbaik diantara bursa regional dengan mencatat 41,93% berdasarkan data Bloomberg. IHSG terendah selama tahun 2010 , berada dalam posisi 2.475,572 dan terjadi pada 8 februari 2010.
Sejarah Kalbe Farma diawali dari garasi pendiri Perseroan tahun 1966 sebagai perusahaan produk kesehatan dengan prinsip-prinsip dasar: inovasi, merek yang kuat dan manajemen prima. Dengan pedoman “Panca Sradha Kalbe” sebagai nilai dasar Perseroan, Kalbe berhasil meraih pertumbuhan yang solid dan mencatatkan sebagai perusahaan publik tahun 1991 di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya (sekarang bergabung menjadi Bursa Efek Indonesia).
Melalui proses pertumbuhan organik dan penggabungan usaha & akuisisi, kegiatan usaha Kalbe berkembang meliputi 22 anak perusahaan, dalam empat kelompok divisi usaha: divisi obat resep dengan kontribusi sebesar 24% terhadap pendapatan total, divisi produk kesehatan dengan kontribusi 16%, divisi nutrisi dengan kontribusi 22%, serta divisi distribusi dan logistik dengan kontribusi 38%. Pada tahun 2012, Perseroan melakukan akusisi 100% saham PT Hale International, produsen minuman kesehatan, untuk terus memperkuat posisi Kalbe di pasar Indonesia yang terus berkembang.
Kalbe International adalah sebuah perusahaan pemasaran internasional yang terutama menangani perdagangan / transaksi ekspor dari seluruh kelompok bisnis Kalbe Farma. Fokus ini, sejalan dengan pergeseran strategi. Kalbe Farma menyesuaikan perubahan organisasi dari yang dulu perusahaan atrading menjadi sebuah perusahaan multi-nasional yang mengontrol rantai nilai keseluruhan.
Inti operasi Kalbe International cukup banyak dari apa yang dimiliki di Kalbe Farma, mulai dari pengembangan produk baru, pengadaan, produksi, pemasaran (Brand Management), serta logistik dan distribusi. Beberapa fungsi lain seperti Sumber Daya Manusia dan pengembangan organisasi, Keuangan dan Akuntansi, serta hukum juga hadir mendukung proses bisnis seluruh Kalbe International.
Dalam operasinya di beberapa negara, Kalbe International didukung oleh Kantor Cabang dan Perwakilan tersedia di 9 negara dengan pembangunan yang kuat ke depan. Kalbe International dirancang untuk menjadi perusahaan induk yang mengontrol semua transaksi dan aliran modal. Barang akan diekspor dengan faktur dari Singapura dan uang dari luar negeri akan disetorkan kepada Kalbe International. Kalbe didirikan pada tahun 1966. Pada tahun 1991, Kalbe telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia sebagai perusahaan publik. Kalbe telah tumbuh secara signifikan dari awal mulanya sebagai usaha farmasi dijalankan dari garasi pendirinya di wilayah Jakarta Utara. Hari ini Kalbe telah menjadi terbesar emiten perusahaan farmasi di Asia Tenggara, dengan kapitalisasi pasar USD3.9 miliar dan omset penjualan Rp10.91 triliun di akhir 2011.
Kalbe telah memfokuskan bisnisnya pada empat divisi: obat resep, produk kesehatan, nutrisi, dan distribusi dan logistik. Didukung oleh lebih dari 15.000 karyawan, termasuk 4.000 sales dan marketing yang mencakup seluruh kepulauan Indonesia, Kalbe mempertahankan cakupan lebih dari 70% dari dokter umum, 90% dokter spesialis, 100% rumah sakit, 100% apotek di seluruh Indonesia untuk resep farmasi pasar dan 80% untuk kesehatan konsumen dan pasar nutrisi.
Inovasi tetap sebagai semangat yang mencirikan setiap tahap pertumbuhan Kalbe, karena telah bermetamorfosis menjadi perusahaan farmasi terbesar di Indonesia. Penelitian dan pengembangan produk baru yang inovatif, bernilai tinggi, dan tepat menangani kebutuhan masyarakat dengan prospek yang baik di masa depan terus berlangsung. Dalam pengakuan kenyataan bahwa Indonesia adalah negara kepulauan yang luas, Kalbe terus meningkatkan baik kapasitas dan kualitas layanan distribusi. Perbaikan terus-menerus integrasi rantai pasokan adalah salah satu keprihatinan utama Kalbe dalam meningkatkan efisiensi dan arus kas Perusahaan.
Setelah 4 dekade pertumbuhan, Kalbe telah mengubah dirinya dari produsen farmasi menjadi penyedia "solusi kesehatan yang komprehensif", melalui penawaran berbagai produk solusi perawatan kesehatan yang komprehensif yang berlangsung dari obat-obatan, nutrisi, suplemen, makanan kesehatan dan minuman untuk peralatan medis , termasuk layanan kesehatan primer. Melalui melakukan komprehensif (atau holistik) perawatan bagi konsumen, Kalbe mampu mempertahankan dan meningkatkan daya saing bisnis di tengah persaingan yang semakin ketat, memperkuat keunggulan kompetitif untuk masa depan. Ini adalah target kami untuk membangun merek global dengan penjualan potensi tinggi di setiap unit bisnis, untuk mendukung pertumbuhan kinerja.
Mempertahankan pertumbuhan yang berkelanjutan melalui sinergi unit bisnis adalah harapan Kalbe dalam perjalanan untuk mewujudkan misi Perseroan untuk meningkatkan kesehatan untuk kehidupan yang lebih baik. Dengan dukungan sumber daya manusia yang berkualitas dan melalui upaya perbaikan terus-menerus dalam berbagai proses bisnis, Kalbe optimistis akan mampu mencapai visi Perusahaan "untuk menjadi perusahaan kesehatan Indonesia terbaik, didorong oleh inovasi, merek yang kuat dan manajemen yang sangat baik"
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk mengambil judul pada penelitian ini yaitu “Penentuan Harga Wajar Saham PT. Kalbe Farma Tbk dengan Metode Dividend Discount Model”

1.2     Rumusan Masalah
Berdasarkan Uraian Diatas maka penulis merumuskan masalah pada penelitian ini sebagai berikut :
1.        Berapakah harga wajar saham PT. Kalbe Farma Tbk menggunakan metode Dividend Discount Model?
2.        Keputusan Investasi apa yang harus diambil oleh Investor?

1.3     Batasan Masalah
Dalam perhitungan ini penulis membatasi permasalahan hanya pada perhitungan harga saham PT. Kalbe Farma Tbk menggunakan metode Dividend Discount Model yang mengambil data laporan keuangan PT. Kalbe Farma Tbk dari tahun 2008 sampai 2012 dan keputusan investasi pada saham tersebut.

1.4     Tujuan Penelitian
          Berdasarkan Rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.             Untuk mengetahui berapakah harga wajar saham PT. Kalbe Farma Tbk menggunakan metode Dividend Discount Model.
2.             Untuk mengetahui keputusan Investasi apa yang harus diambil oleh Investor dalam berinvestasi disaham PT. Kalbe Farma Tbk.

1.5     Manfaat Penelitian
Adapun Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang berkepentingan terutama untuk :
1.             Penulis 
          Penulis dapat menggunakan metode Dividend Discount Model serta mengetahui harga wajar PT. Kalbe Farma Tbk dan membandingkannya dengan harga pasar saham tersebut sehingga membantu dalam pengambilan keputusan investasi.

2.             Investor
          Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan maupun acuan, serta membantu investor dalam mengambil keputusan investasi. Hasil perhitungan harga wajar saham PT. Kalbe Farma Tbk ini juga diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi bagi pihak investor mengenai perbandingan antara harga wajar saham dengan harga pasar.

3.             Peneliti Lain
          Diharapkan hasil penelitian Ilmiah ini dapat menjadi referensi untuk para pembaca yang sedang melakukan proses penyusunan penelitian atau karya ilmiah lainnya yang sesuai dan relevan dengan judul penelitian ilmiah ini.

1.6     Metode Penelitian
1.6.1  Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah PT. Kalbe Farma Tbk yang berlokasi di Gedung KALBE Let.Jend Suprato Kav. 4 Jakarta dengan website http://www.Kalbe.co.id

1.6.2    Data / Variabel
            Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu laporan keuangan dari PT. Kalbe Farma Tbk yang telah dipublikasikan melalui website www.idx.co.id dan www.Kalbe.co.id

1.6.3    Metode Pengumpulan Data
            Semua data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang dikumpulkan melalui studi literature, jurnal ilmiah dan pencarian situs internet.



1.6.4    Alat Analisis yang Digunakan
Alat analisis yang sigunakan dalam penelitian ini adalah Dividend Discount Model dengan menghitung Cash Flow yang berupa deviden yang akan didapat oleh investor dan mendiskontokannya dengan cost of equity serta pertumbuhan yang diharapkan.


















BAB II
LANDASAN TEORI

2.1     Kerangka teori
2.1.1  Pengertian Investasi
Menurut Suad Husman (2000:11), “Investasi adalah penanaman sumber daya yang mendapatkan hasil dimasa yang akan datang.” Menurut Sunariyah (2003:4), “Investasia adalah bentuk penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang.”
Investasi pada hakikatnya merupakan merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan dimasa mendatang (Halim,2003). Menurut Wiji Purwanta (2006:4), investasi merupakan komitmen untuk menempatkan dana pada satu atau beberapa objek investasi dengan harapan mendapatkan keuntungan dimasa mendatang atau mempertahankan nilai dana tersebut.
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut penulis menyimpulkan bahwa investasi adalah suatu cara dan upaya mempertahankan nilai atau bahkan menambah nilai asset yang dimiliki saat ini dalam jangka waktu yang relatif lama dengan harapan memperoleh keuntungan dimasa mendatang.

2.1.2   Jenis-jenis investasi
Investasi dikategorikan menjadi dua jenis, yaitu:
1.         Real assets, yaitu penanaman aset dalam betuk barang berharga seperti Emas, Tanah, Barang antik dan mata uang asing.
2.         Financial asset, yaitu penanaman aset dalam bentuk aktiva tak berwujud, biasanya penanaman aset berupa surat-surat berharga seperti saham, obligasi dan deposito.
2.1.3   Prinsip-prinsip investasi
Berikut adalah beberapa prinsip yang berkembang dalam melakukan investasi:
a.         High Risk High Return dan Low Risk Low Return, yaitu sebuah prinsip yang menyatakan bahwa semakin tinggi resiko sebuah investasi, maka akan semakin tinggi pula harapan mendapatkan keuntungan tinggi dimasa yang akan datang, begitu pula sebaliknya.
b.         Diversification (Diverse Low Risk), merupakan prinsip yang mengatakan semakin banyak aneka ragam bentuk investasi yang dipilih, maka akan mengurangi tingkat resiko yang akan diterima.
c.         Long Term Stability (Long Term Low Risk), merupakan Prinsip yang menyatakan bahwa investasi dengan jangka waktu yang panjang dapat mengakibatkan resiko menjadi lebih rendah.
d.        Liquidity (Liquid high Risk), yaitu prinsip yang menyatakan bahwa didalam investasi yang liquid mengandung resiko yang lebih besar.

2.1.4   Risiko Investasi
Risiko investasi adalah kemungkinan terjadinya ketidak sesuaian antara hasil yang diharapkan dengan hasil yang didapatkan, dengan kata lain resiko merupakan hasil negative dari investasi. Adapun jenis-jenis risiko investasi adalah sebagai berikut :
a.         Risiko Sistematis
Merupakan resiko yang diakibatkan oleh perubahan pasar secara globlal dan akibat kejadian yang terjadi diluar perusahaan. Risiko sistematis umumnya sulit untuk dihindarai atau dikurangi. Adapun contoh dari risiko sistematis adalah sebagai berikut : risiko inflasi, risiko tingkat suku bunga dan risiko perubahan nilai tukar mata uang.
b.         Risiko non Sistematis
Risiko non sistematis adalah risiko yang dialami perusahaan karena kondisi secara mikro, contohnya kendala produksi.

2.1.5   BI Rate
BI Rate adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank Indonesia dan diumumkan kepada publik.
Fungsi
BI Rate diumumkan oleh Dewan Gubernur Bank Indonesia setiap Rapat Dewan Gubernur bulanan dan diimplementasikan pada operasi moneter yang dilakukan Bank Indonesia melalui pengelolaan likuiditas (liquidity management) di pasar uang untuk mencapai sasaran operasional kebijakan moneter.
Sasaran operasional kebijakan moneter dicerminkan pada perkembangan suku bunga Pasar Uang Antar Bank Overnight(PUAB O/N). Pergerakan di suku bunga PUAB ini diharapkan akan diikuti oleh perkembangan di suku bunga deposito, dan pada gilirannya suku bunga kredit perbankan.
Dengan mempertimbangkan pula faktor-faktor lain dalam perekonomian, Bank Indonesia pada umumnya akan menaikkan BI Rate apabila inflasi ke depan diperkirakan melampaui sasaran yang telah ditetapkan, sebaliknya Bank Indonesia akan menurunkan BI Rate apabila inflasi ke depan diperkirakan berada di bawah sasaran yang telah ditetapkan.
Berikut adalah kriteria Inflasi yang terjadi di Indonesia
      Inflasi Ringan (Kurang dari 10% Pertahun)
      Inflasi Sedang (Antara 10% - 30% Pertahun)
      Inflasi Berat (Antara 30% - 100% Pertahun)
      Hyperinflasi (Lebih dari 100% Pertahun)

2.1.6   Proses Investasi
Proses investasi menunjukan bagaimana seharusnya investor membuat keputusan investasi pada efek-efek yang bisa dipasarkan dan kapan dilakukan (Halim, 2003). untuk itu diperlukan tahapan sebagai berikut :


a.         Menentukan tujuan investasi
Ada tiga hal yang perlu dipertimbangkan dalam tahap ini, yaitu: (a) tingkat pengembalian yang diharapkan (expected rate of return), (b) tingkat risiko (rate of risk), dan (c) ketersediaan jumlah dana yang akan diinvestasikan apabila dana cukup tersedia, maka investor menginginkan penghasilan yang maksimal dengan risiko tertentu. Umumnya hubungan antara risk and return bersifat linier, artinya semakin besar rate of risk, maka akan semakin besar expected rate of return.
b.         Melakukan analisis
Dalam tahap ini investor melakukan analisis terhadap suatu efek atau sekelompok efek. Salah satu tujuan penilaian ini adalah untuk mengidetifikasi efek yang salah harga (misspriced), apakah harganya terlalu tinggi atau terlalu rendah. Untuk itu, ada dua pendekatan yang dapat diguanakan, yaitu pendekatan fundamental dan pendekatan teknikal. Pendekatan fundamental di dasarkan pada informasi-informasi yang diterbitkan oleh emiten maupun oleh administrator bursa efek, sedangkan pendekatan teknikal didasarkan pada data (perubahan) harga saham dimasa lalu sebagai upaya untuk memperkirakan harga saham dimasa yang akan datang.
c.         Melakukan pembentukan Portofolio
Dalam tahap ini dilakukan identifikasi terhadap, efek efek mana yang akan dipilih dan beberapa proporsi dana yang akan diinvestasikan pada masing-masing efek tersebut. Efek yang dipilih dalam rangka prmbentukan portofolio adalah efek-efek yang mempunyai koefisien korelasi negative (mempunyai hubungan berlawanan). Hal ini dilakukan karena dapat memperkecil risiko.

d.        Melakukan evaluasi kinerja Portofolio
Dalam tahap ini dilakukan evaluasi atas kinerja portofolio yang telah dibentuk, baik terhadap tingkat keuntungan yang diharapkan maupun terhadap tingkat risiko yang ditanggung. Sebagai tolak ukur digunakan dua cara, yaitu: measurement dan comparison. Measurement merupakan penilaian kinerja portofolio atas dasar assets yang telah ditanamkan dalam portofolio tersebut, misalkan dengan menggunakan rate of return. Sedangkan comparison merupakan penilaian atas dasar pembandingan atas dua set portofolio yang memiliki risiko set yang sama.

e.         Melakukan revisi kinerja portofolio
Tahap ini merupakan tindak lanjut evaluasi kinerja portofolio. Hasil evaluasi selanjutnya dilakukan revisi (perubahan) terhadap efek-efek yang membentuk portofolio tersebut jika dirasa bahwa komposisi portofolio yang sudah dibentuk tidak sesuai untuk tujuan investasi, misalkan rate of return-nya lebih rendah dari yang disyaratkan. Revisi tersebut bisa dilakukan secara total, yaitu dilakukan likuidasi atas portofolio yang ada. Kemudian dibentuk portofolio yang baru, atau dilakukan secara terbatas, yaitu dilakukan perubahan atas proporsi/komposisi dana yang dialokasikan dalam masing-masing efek yang membentuk portofolio tersebut.

2.1.7   Pengertian Pasar modal
Secara formal pasar modal dapat didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrument keuangan (sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta (Husnan, 2003). Dengan demikian pasar modal merupakan konsep yang lebih sempit dari pasar keuangan (financial market). Dalam financial market, diperdagangkan semua bentuk hutang dan modal sendiri, baik dana jangka pendek maupun dana jangka panjang.
Pengertian pasar modal menurut Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal pasal 1 ayat 13, adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya , serta lembaga den profesi yang berkaitan dengan efek. Pasar modal (capital market) juga dapat diartikan sebagai pasar untuk berbagai instrument jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik dalam bentuk utang ataupun modal sendiri (Darmadji dan Fakhruddin, 2001:1). Secara formal pasar modal yang efisien didefinisikan sebagai pasar yang harga sekuritasnya telah mencerminkan semua informasi yang relevan (Husnan dan Pudjiastuti, 2004: 141).
Dalam kamus istilah ekonomi, pengertian pasar modal dibagi menjadi dua, yaitu (Darmawan, 2006 :79):
·           Pengertian luas         : suatu tempat dengan suatu system pelayanan yang terorganisasi yang menyalurkan dana dari dan untuk masyarakat, seperti lembaga perbankan dan lembaga lainnya yang bersifat komersial termasuk pasar bursa.
·           Pengertian sempit     : suatu tempat yang dikelola oleh suatu lembaga untuk memperjual belikan surat berharga, dengan para pelaksanannya seperti pialang, komisioner dan underwriter.
Dari pengertian tersebut, penulis mengambil kesimpulan bahwa pasarmodal adalah suatu tempat yang mempertemukan antara pembeli dan penjualan yang memperdagangkan instrumen-instrumen keuangan berupa surat utang, saham dan instrumrnt keuangan lainnya yang jangka waktunya lebih dari satu tahun.

2.1.8   Instrumen Pasar modal
Instrumen-instrumen yang diperdagangkan di Pasar Modal Indonesia menurut Husnan (2003) adalah :
1)             Saham biasa
Merupakan bukti tanda kepemilikan atas suatu perusahaan. keuntungan yang dinikmati pemegang saham berasal dari pembayaran dividen dan kenaikan harga saham. besar kecilnya deviden yang diterima pemegang saham biasa tidak tetap, tergantung pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). pemilik saham biasa mempunyai hak memilih (vote) dalam RUPS untuk keputusan yang memerlukan pemungutan suara, seperti pembagian deviden, pengangkatan Direksi dan Komisaris, dan sebagainya.

2)             Saham preferen
merupakan saham yang akan menerima deviden dalam jumlah tetap.Biasanya pemegang saham Preferen tidak mempunyai hak dalam RUPS.
3)             Obligasi
Merupakan surat tanda hutang jangka panjang yang diterbitkan oleh perusahaan atau pemerintah. Obligasi tersebut membagikan bunga sesuai dengan ditunjukkan coupon rate yang tercantum pada obligasi tersebut.
4)             Obligasi Konversi
Merupakan obligasi yang dapat di konversikan (ditukar) menjadi saham biasa pada waktu tertentu atau sesudahnya.
5)             Sertifikat Right
Merupakan sekuritas yang memberikan hak kepada pemiliknya untuk membeli saham baru dengan harga tertentu.
6)             Waran
Merupakan sekuritas yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli saham yang menerbitkan waran tersebut dengan harga tertentu pada waktu tertentu.

2.1.9   Aktivitas Pasar Modal
Pasar modal pada dasarnya memiliki dua aktivitas yaitu:
1.         Pasar perdana
Mengacu pada serangkaian kegiatan yang dilakukan perusahaan dalam rangka menjual sebagian sahamnya pada publik atau yang sering dikenal dengan go public atau bahasa resminya adalah penawaran umum atau initial public offering. Dalam penawaran umum, Emiten atau perusahaan yang akan go public dibantu lembaga atau profesi penunjang seperti akuntan publik, penjamin emisi, notaris, penilai, konsultan hukum dan biro administrasi efek. Emiten baru dapat menawarkan saham-sahamnya kepada publik setelah mendapat pernyataan efektif dari BAPEPAM. puncak dari penawaran umum adalah ketika saham-sahamnya dicatatkan di Bursa Efek.
2.         Pasar sekunder
sebagai kelanjutan dari pasar perdana, dimana saham-saham telah ditawarkan kepada publik dan telah dicatatkan di Bursa Efek, maka pasar sekunder mengacu pada kegiatan jual beli saham setelah saham tersebut dicatatkan. Aktivitas jual beli di Bursa Efek ditentukan oleh kekuatan supply dan demand atas saham tersebut.

2.1.10    Manfaat Pasar Modal
Pasar Modal memiliki peranan sentral dalam perekonomian, bahkan kemajuan suatu negara dapat diukur dengan maju tidaknya pasar modal dinegara tersebut. Pasar Modal telah bertumbuh sebagai leading indicator bagi ekonomi sebuah negara.
beberapa manfaat pasar modal antara lain adalah :
·         Menyediakan sumber pembiayaan (jangka panjang) bagi dunia usaha sekaligus memungkinkan alokasi sumber dana secara optimal.
·         Memberi wahana investasi bagi para investor sekaligus sebagai upaya diversifikasi.
·         Menyediakan leading indicator bagi ekonomi suatu negara.
·         Penyebaran kepemilikan perusahaan hingga kelapisan masyarakat menengah.
·         Penyebaran kepemilikan, keterbukaan, dan professionalisme serta menciptakan iklim usaha yang sehat.
·         Menciptakan lapangan kerja atau profesi yang menarik.
·         Memberikan kesempatan memiliki perusahaan yang sehat dan memiiki prospek yang baik.

2.1.11    Saham
Adalah bukti kepemilikan bagian modal perseroan terbatas yang memberikan berbagai hak menurut ketentuan anggaran dasar (Kurniawan,__ : 75). saham juga dapan didevinisikan sebagai surat penyertaan pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Wujud fisik saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi pemilikan ditentukan dengan seberapa besar penyertaan yang ditamamkan diperusahaan terebut (Darmadji dan Fakhruddin, 2001,5). senada dengan pengertian diatas, Darawan (2006,507) mendefinisikan saham sebagai bukti kepemilikan atas suatu perseroan,  yang berarti juga klain atas penghasilan dan aktiva perusahaan.

2.1.12    Keuntungan dan kerugian investasi saham
Keuntungan yang didapatkan seseorang jika menanamkan dananya dalam bentuk saham, yaitu :
1.         Deviden
Merupakan pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan kepada para pemegang saham atas keuntungan yang dihasilkan oleh perusahaan.
2.         Capital Gain
Merupakan keuntungan yang didapat oleh investor yang merupakan selisih antara harga beli dengan harga jual saham.
Kerugian yang mungkin didapat dalam investasi saham yaitu :
1.         Tidak mendapat deviden
Saat perusahaan mengalami kerugian maka tidak ada deviden yang dibagikan perusahaan kepada investor.
2.         Capital Loss
Merupakan turunnya harga jual sehingga menjadi lebih rendah dari pada harga beli saham tersebut.
3.         Perusahaan bangkrut atau dilikuidasi   
Investor akan mengalami kerugian secara langsung apabila perusahaan yang sahamnya dimiliki mengalami kebangkrutan.
4.         Saham di Delist dari bursa (Delisting)
Saat kinerja perusahaan buruk, maka bursa tidak akan menampilkan nama perusahaan dalam Listing.
5.         Saham di Suspend
Hal ini terjadi jika perdagangan dalam bursa diberhentikan oleh otoritas karna alasan-alasan tertentu.

2.1.13    Konsep Analisis Sekuritas
Dalam menganalisis sekuritas, dikenal dua pendekatan analisis, yaitu :
1)             Analisis Teknikal
Merupakan analisis dengan menggunakan pengamatan pada Grafik harga saham dan volume saham historis untuk memprediksi pergerakan harga saham dimasa yang akan datang.
          Analisis Teknikal merupakan sebuah bentuk pengamatan yang difokuskan pada pergerakan Chart yang dibentuk dan dipengaruhi oleh Permintaan (demand)  dan penawaran (supply).
          Dengan analisis Teknikal investor dapat mengambil manfaat lebih jauh untuk menentukan kapan melakukan pembelian saham ataupun kapan melakukan penjualan. Investor dapat melakukan pembelian atau penjualan ketika sebuah saham dikatakan Underover valued untuk mendapatkan maximium return. Dengan melihat Trend, investor dapat membeli saham ketika dalam posisi harga terendah dan menjual saham pada saat harga sedang dalam posisi tertinggi.
          Analisis Teknikal mendasarkan konsepnya pada teori Dow (The Dow Theory) yang menyebutkan bahwa mayoritas saham bergerak sejalan dengan bursa secara keseluruhan. Jika bursa saham bergerak naik, mayoritas saham akan bergerak naik juga. dan sebaliknya, jika bursa saham bergerak turun, maka kebanyakan harga saham akan turun juga.
          Analisis Teknikal tidak menjelaskan mengenai alasan mengapa saham mengalami pergerakan seperti yang terjadi atau pun seperti prediksi yang akan terjadi. Tujuan dari Analisis Teknikal adalah untuk memperhitungkan permintaan dan penwaran dari sebuah saham, sehingga harga saham tersebut dapat diprediksi. Analisis Teknikal berusaha untuk meramalkan perilaku pasar yang dapat diidentifikasikan melalui data historis karena pernah terjadi sebelumnya.
2)             Analisis Fundamental
Analisis fundamental adalah metode analisis yang didasarkan pada fundamental suatu perusahaan (http://wikipedia.org.id). Teknis ini menitik beratkan pada rasio finansial dan kejadian - kejadian yang secara langsung maupun tidak langsung memengaruhi kinerja keuangan perusahaan. Sebagian para berpendapat teknik analisis fundamental lebih cocok untuk membuat keputusan dalam memilih saham perusahaan mana yang dibeli untuk jangka panjang. Analisis fundamental atau analisis perusahaan menyatakan bahwa saham memiliki nilai intrinsik (nilai sebenarnya dari saham) tertentu, pekerjaan dimulai sebelum harga terbentuk di pasar. Dalam pandangan fundamental harga bergerak secara acak sehingga arahnya tidak mungkin untuk diduga dalam jangka pendek. (Abdul Halim, 2005: 21) Hal ini menyebabkan harga yang telah dihitung dan diperkirakan tidak bisa diharapkan untuk muncul di bursa. Analisis fundamental memberi pedoman untuk membeli atau menjual saham-saham yang disebut undervalued atau overvalued.
Menurut M Fakhrudin (2001;55), analisis fundamental adalah teknik yang mencoba memperkirakan harga saham di masa yang akan datang dengan cara :
a.     Mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham di masa yang akan datang.
b.   Menerapkan hubungan variabel-variabel tersebut hingga memperoleh taksiran harga saham.
Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan analisis fundamental adalah suatu analisis sekuritas dengan menganalisis laporan keuangan dengan rasio – rasio keuangan untuk mengukur kinerja perusahaan dan nilai wajar saham perusahaan tersebut sehingga dapat memprediksi prosepek perusahaan tersebut di masa datang.


Proses analisis keputusan investasi berdasarkan analisis fundamental meliputi :
1. Mengetahui kinerja keuangan emiten melalui analisis laporan keuangan perusahaan.
2. Menentukan nilai intrinsik efek emiten melalui analisis sekuritas individu dengan membandingkan apakah harga per lembar saham suatu emitenmispriced (undervalue atau overvalue).

2.1.14 Konsep Dasar Valuasi
Aset, baik itu aset keuangan maupun aset riil, memiliki suatu nilai. Kunci utama untuk sukses dalam investasi dan mengelola aset tersebut adalah dengan memahami nilai aset tersebut dan juga sumber untuk mendapatkan nilai aset tersebut. Setiap aset secara teoritis semuannya dapat dihitung nilainya, namun dalam realisasi seringkali dihadapkan pada terdapatnya aset yang mudah dihitung nilainya dan ada pula yang sulit. Sehingga proses valuasi terhadapa asset real estate akan membutuhkan informasi yang sedikit berbeda dengan penilainan pada aset sekuritas seperti saham. Namun, proses yang sedikit berbeda tersebut tidak menjadi masalah, karena yang seharusnya dipahami adalah konsep dasar yang relatif sama dengan melakukan valuasi. Kesamaan tersebut antara lain adalah terletak pada kondisis yang uncertainty (ketidakpastian).
Pendapat dari Oscar Wilde yang menyatakan “knows the price of everything, but the value of nothing”. Pernyataan ini didasarkan pada suatu anggapan di kalangan analis dan investor yang berargumen bahwa nilai dari suatu aset adalah irrelevant. Pernyataan tersebut tidak dapat dibenarkan karena nilai dari suatu aset mengimplikasikan harga yang harus dibayar atas setiap aset yang memiliki harapan untuk menghasilkan arus kas dimasa yang akan datang. Valuasi menurut Gitman (2003) “is the process that links risk and return to determine the worth of an asset”.



2.1.15  Teori Top Down Approach
Valuasi yang baik bermula dari adanya “good forecast”, dan prediksi tersebut hanya biasa reliable bila informasi yang dipergunkan untuk mendukung prediksi tersebut adalah akurat. Suatu pemikiran bahwa mengumpulkan informasi adalah sangat membuang waktu dan biaya, namun pendapat ini tidak sepenuhnya benar karena dengan informasi yang lengkap dan akurat akan sangat mendukung dalam melakukan suatu analisis
Sumber :http://www.bowenhanes.com
Gambar 2.1 Top Down Approach

Gambar 2.1 dapat diketahui bahwa saat ini yang paling lazim dilakukan oleh investor adalah analisis pada tingkat perusahaan. Namun, pemahaman yang baik terhadap industri dan faktor makro ekonomi akan sangat membantu dalam menginterprestasikan data perusahaan masa lalu dalam rangka melakukan prediksi di masa yang akan datang. Gambar 2.1, pada tingkatan yang lebih besar kita dihadapkan pada kondisi perekonomian global dan perekonomian global diukur dengan menjumlahkan kecenderungan ekonomi domestik pada berbagai negara.
Pendekatan top-down dalam rangka memahami suatu bisnis seperti tampak pada Gambar 2.1 dimulai dengan melihat kecenderungan perekonomian global. Banyak bisnis domestik yang memiliki hubungan langsung dengan perekonomian global baik melalui pasar produknya, pasar input ataupun operasi yang dilakukan diluar negaranya, bahkan bisnis-bisnis yang tidak terkait langsung dengan perekonomian global pun akan sensitif terhadap kondisi perubahan ekonomi global.
Hubungan indikator makroekonomi dan harga saham dapat diterangkan dengan beberapa model, antara lain dengan model Granger Causality, model Chen, Roll dan Ross, Capital Asset Pricing Model (CAPM), maupun The Three Factor Model. Secara teoritis ada beberapa vabiabel indikator makroekonomi yang mempengaruhi pergerakan harga saham seperti Gross Domestic Product, Exchange rate, Oli Price and Commodity Price, Heading dan Business Cycle.

Dalam analisis industri ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu Analisis Lingkungan Eksternal dan Internal (SWOT Analysis), hubungan antara harga saham dengan product life cycle, pemahaman terhadap karakteristik pasar yang dihadapi perusahaan dan analisis konsentrasi industri.
Analisis perusahaan dilakukan dengan menghitung rasio-rasio keuangan perusahaan. Rasio-rasio tersebut berguna untuk mengukur tingkat kesehatan perusahaan tersebut. Rasio-rasio keuangan sangat membantu analis dalam pengambilan keputusan. Rasio tersebut kemudian dikembangkan kembali dalam metode valuasi.

2.1.16  Discounted Cash Flow
Discounted cash flow valuation dimulai dengan premis bahwa nilai suatu aset adalah present value dari estimasi cash flow aset tersebut.Cash flow adalah kunci untuk discounted cash flow valuation. Free cash flow to the firm sebagai contoh yang menjadi dasar dari laba operasi setelah pajak. Free cash flow to equity mengestimasi cash flow memulainnya dengan laba bersih. Discounted cash flow terdiri dari tiga bentuk valuasi yaitu dividend discount model, free cash flow to equity dan free cash flow to firm. Dividend discount model mengdiskontokan deviden yang diharapkan di masa yang akan datang. Free cash flow to equity menggunakan free cash flow to equity untuk menghitung fair value dari saham sedangkan free cash flow to firm menggunakan free cash flow to firm untuk menentukan overvalued atau undervalued saham suatu perusahaan


2.1.17 Dividend Discount Model
Dividend discount models merupakan salah satu model tertua dari discounted cash flow models. Sementara itu, banyak analis yang berpaling menggunakan dividend discount models dengan suatu asumsi bahwa estimasi imbal hasil dari suatu deviden terlalu konservatif, beberapa prinsip dasar dalam analisis fundamental datang melalui discounted cash flow berlaku ketika kita melihat model valuasi cash flow lainnya. Pertimbangan utama digunakannya metode dividend discount model adalah asumsi bahwa nilai wajar sekarang dari sebuah saham adalah present value dari discounted antara ekspektasi deviden yang akan di bagikan pada tahun yang akan datang dengan tingkat keuntungan yang disyaratkan dikurangi dengan ekspektasi tingkat pertumbuhan deviden. Model seperti dibagi manjadi tiga jenis yaitu deviden tidak bertumbuh, deviden bertumbuh konstan, dan deviden bertumbuh tidak konstan. Pada penulisan ini penulis akan menggunakan model deviden bertumbuh konstan dengan asumsi kebanyakan perusahaan-perusahaan mengalami life cyles.
Dividend discount model (DDM) merupakan model umum dalam melakukan valuasi. Bila investor membeli suatu saham, pada umumnya ada dua tipe pengembalian yang diharapkan yakni besarnya deviden yang dibagikan selama investor memegang saham tersebut dan harga akhir periode pemegang saham (capital gain). Namun harga yang akan datang atau akhir periode pemegang itu sendiri dipengaruhi oleh besarnya dividen yang akan datang. Nilai suatu sahamnya nantinya akan diukur dari present value dari aliran deviden yang akan datang pada periode waktu yang tak terhingga.

2.1.18 Model Pertumbuhan Gordon
Proyeksi suatu deviden tidak mungkin dilakukan dalam periode waktu yang tak terhingga, untuk itu Myron J. Gordon mengembangkan model valuasi suatu  perusahaan dalam keadaan tetap dengan tingkat pertumbuhan deviden yang dapat bertahan sepanjang waktu. Model tersebut dikenal sebagai Gordon Model atau constant growth model yang menghubungkan nilai suatu saham terhadap deviden yang diharapkan, cosh of equity dan tingkat pertumbuhan deviden.
Model pertumbuhan Gordon memberikan pendekatan yang sederhana untuk menilai suatu saham, namun penggunaannya terbatas hanya pada perusahaan yang pertumbuhannya relatif stabil, dua hal yang perlu diperhatikan ketika mengestimasi tingkat pertumbuhan yang stabil. Pertama, tingkat pertumbuhan deviden yang diasumsikan berkembang dengan relatif konstan, akan membuat pengukuran kinerja lainnya (seperti earning) juga akan tumbuh dengan tingkat pertumbuhan yang sama. Kedua, yakni berkaitan dengan berapa besarnya tingkat pertumbuhan konstan. Besarnya tingkat perumbuhan pada kondisi perusahaan stabil seharusnya lebih kecil atau sama dengan besarnya tingkat pertumbuhan perekonomian dimana perusahaan tersebut beroperasi (gstable < geconomic). Keterbatasan dari model Gordon adalah sangat dipengaruhi oleh variable input utamanya tingkat pertumbuhan. Penggunaan tingkat pertumbuhan yang tidak tepat akan memberikan hasil yang absurd, terutama ketika tingkat pertumbuhan mendekati tingkat diskonto.

2.1.18  Fair Value
Fair Value adalah konsep yang digunakan dalam ekonomi dan keuangan serta akuntansi (Anis Baridwan). Fair value merupakan estimasi rasional dan tidak bias atas harga pasar potensial dari barang, jasa, atau aset dengan mempertimbangkan faktor - faktor seperti kelangkaan, karakteristik risiko, replacement cost, serta biaya produksi dan distribusi, termasuk cost of capital.
Pengertian standar akuntansi, menurut Ketua Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) M Jusuf Wibisana, fair value adalah nilai di mana suatu aset dapat dipertukarkan atau suatu kewajiban diselesaikan antara pihak yang memahami dan berkinginan untuk melakukan transaksi wajar (arm’s length transactions). Dalam standar akuntansi keuangan sesuai dengan pedoman Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 55, konsep fair value ini memiliki tiga hierarki, yaitu (1) quoted process at active markets, (2) no actives market, valuatuion techniques, dan (3) no market equities cost.
Dalam akuntansi , fair value digunakan sebagai kepastian dari nilai pasar aset (atau kewajiban) yang harga pasar yang dapat ditentukan (biasanya karena tidak ada pasar ditetapkan untuk aset). Berdasarkan US GAAP (FAS 157), nilai wajar adalah jumlah di mana aset dapat dibeli atau dijual dalam teransaksi saat ini antara pihak yang mau, atau dialihkan ke pihak setara, selain dalam penjualan likuidasi.
Berdasarkan pengertian tersebut penulis menyimpulkan fair value adalah suatu estimasi rasional atas harga pasar pontensial di mana suatu aset dapat dipertukarkan, digunakan sebagai keputusan dari nilai pasar aset dan dapat ditentukan dalam transaksi antara pihak yang mau, atau dialihkan ke pihak setara, selain dalam penjualan likuiditas.

2.2       Kajian Penelitian Sejenis
Penulis melakukan kajian penelitian terhadap hasil-hasil penelitian sejenis atau penelitian yang memiliki kesamaan topik atau variable dengan topik atau variabel yang ditulis oleh penulis. Penelitian ini memiliki kesamaan topik atau variabel dengan penelitian yang berjudul :
       1.       Penelitian yang dilakukan pada tahun 2010 oleh Fahmi Basyar mahasiswa Unversitas Gunadarma. Peneliti melakukan penelitian dengan judul “Menilai Harga Wajar Saham PT. Alam Sutera Realty, Tbk Menggunakan Metode Discounted Cash Flow”. Variable yang digunakan adalah harga wajar saham PT. Alam Sutera Realty, Tbk dan discounted cash flow. Hasil penelitian ini dengan menghitung harga wajar saham PT. Alam Sutera Realty, Tbk dengan metode Discounted Cash Flow adalah overvalued.
2.       Penelitian yang selanjutnya dilakukan oleh Dian Mardiana pada tahun 2009. Peneliti dari Universitas Gunadarma ini menggunakan metode Free Cash Flow to Equity. Penelitian yang berjudul “Analisis Nilai Harga Saham Perdana PT. Bank DKI” dengan variable nilai harga saham perdana, free cash flow to equity, dan relative valuation. Peneliti menganalisis harga wajar IPO PT. Bank DKI dengan metode free cash flow to equity dan relative valuation dengan hasil harga saham perdana PT. Bank DKI adalah undervalued.
3.       Peneliti dari UPN “Veteran” Yogyakarta, Hasa Nurrohim KP dan Sri Dwi Ari Ambarwati yang melakukan penelitian pada tahun 2008. Penelitian dengan judul “Strategi Valuation Model: Pengambilan Keputusan Investasi Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia” dengan variable valuation model, dividend policy, retained earning policy, investment opportunity sets. Penelitian tersebut menggunakan model Discounted Dividend Model. Hasil penelitian ini adalah ada hubungan yang signifikan antara harga dengan laba ditahan dan Invesment Opportunity Sets.





















BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah PT. Kalbe Farma Tbk yang berlokasi di Gedung KALBE Let.Jend Suprato Kav. 4 Jakarta dengan website http://www.Kalbe.co.id

3.1.1 Profil Perusahaan
Kalbe International dirancang untuk menjadi perusahaan induk yang mengontrol semua transaksi dan aliran modal. Barang akan diekspor dengan faktur dari Singapura dan uang dari luar negeri akan disetorkan kepada Kalbe International. Kalbe didirikan pada tahun 1966. Pada tahun 1991, Kalbe telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia sebagai perusahaan publik. Kalbe telah tumbuh secara signifikan dari awal mulanya sebagai usaha farmasi dijalankan dari garasi pendirinya di wilayah Jakarta Utara. Hari ini Kalbe telah menjadi terbesar emiten perusahaan farmasi di Asia Tenggara, dengan kapitalisasi pasar USD3.9 miliar dan omset penjualan Rp10.91 triliun di akhir 2011.
Kalbe telah memfokuskan bisnisnya pada empat divisi: obat resep, produk kesehatan, nutrisi, dan distribusi dan logistik. Didukung oleh lebih dari 15.000 karyawan, termasuk 4.000 sales dan marketing yang mencakup seluruh kepulauan Indonesia, Kalbe mempertahankan cakupan lebih dari 70% dari dokter umum, 90% dokter spesialis, 100% rumah sakit, 100% apotek di seluruh Indonesia untuk resep farmasi pasar dan 80% untuk kesehatan konsumen dan pasar nutrisi.
Inovasi tetap sebagai semangat yang mencirikan setiap tahap pertumbuhan Kalbe, karena telah bermetamorfosis menjadi perusahaan farmasi terbesar di Indonesia. Penelitian dan pengembangan produk baru yang inovatif, bernilai tinggi, dan tepat menangani kebutuhan masyarakat dengan prospek yang baik di masa depan terus berlangsung. Dalam pengakuan kenyataan bahwa Indonesia adalah negara kepulauan yang luas, Kalbe terus meningkatkan baik kapasitas dan kualitas layanan distribusi. Perbaikan terus-menerus integrasi rantai pasokan adalah salah satu keprihatinan utama Kalbe dalam meningkatkan efisiensi dan arus kas Perusahaan.
Setelah 4 dekade pertumbuhan, Kalbe telah mengubah dirinya dari produsen farmasi menjadi penyedia "solusi kesehatan yang komprehensif", melalui penawaran berbagai produk solusi perawatan kesehatan yang komprehensif yang berlangsung dari obat-obatan, nutrisi, suplemen, makanan kesehatan dan minuman untuk peralatan medis , termasuk layanan kesehatan primer. Melalui melakukan komprehensif (atau holistik) perawatan bagi konsumen, Kalbe mampu mempertahankan dan meningkatkan daya saing bisnis di tengah persaingan yang semakin ketat, memperkuat keunggulan kompetitif untuk masa depan. Ini adalah target kami untuk membangun merek global dengan penjualan potensi tinggi di setiap unit bisnis, untuk mendukung pertumbuhan kinerja.
Mempertahankan pertumbuhan yang berkelanjutan melalui sinergi unit bisnis adalah harapan Kalbe dalam perjalanan untuk mewujudkan misi Perseroan untuk meningkatkan kesehatan untuk kehidupan yang lebih baik. Dengan dukungan sumber daya manusia yang berkualitas dan melalui upaya perbaikan terus-menerus dalam berbagai proses bisnis, Kalbe optimistis akan mampu mencapai visi Perusahaan "untuk menjadi perusahaan kesehatan Indonesia terbaik, didorong oleh inovasi, merek yang kuat dan manajemen yang sangat baik"

3.1.2    Visi, Misi, Tujuan Perusahaan dan Inisiatif Strategi
Visi
Menjadi yang terbaik perusahaan pelayanan kesehatan Indonesia didorong oleh inovasi, merek yang kuat dan manajemen yang sangat baik.
Misi
Meningkatkan kesehatan untuk kehidupan yang lebih baik.
Moto
“The Scientific Pursuit of Health for a Better Life”
Tujuan
Berusaha dalam bidang farmasi, perdagangan dan perwakilan
Insiatif Strategi
i.   Menjalankan usaha dalam bidang pengembangan dan pembuatan (industri) :
-    Sediaan farmasi meliputi obat, bahan obat, obat tradisional, dan produk konsumsi   kesehatan;
-       Produk kesehatan hewan;
-       Alat kesehatan;
-       Kosmetika yang meliputi antara lain produk perawatan pribadi;
-       Dan lain-lain
ii. Menjalankan usaha dalam bidang perdagangan umum yang meliputi perdagangan secara impor, ekspor, lokal serta antar pulau (interinsulair) baik untuk perhitungan sendiri maupun secara komisi atas perhitungan pihak lain, demikian pula usaha-usaha perdagangan sebagai leveransir (supplier), grosir dan distributor, bertindak sebagai perwakilan dan/atau peragenan dari perusahaan-perusahaan lain baik di dalam maupun di luar negeri, untuk segala macam sediaan farmasi meliputi obat, bahan obat, obat tradisional dan produk konsumsi kesehatan.

Kegiatan Usaha Penunjang
      i.          Melaksanakan berbagai kegiatan riset dan penelitian untuk mendukung
pengembangan dan pembuatan (industri) produk sediaan farmasi;
    ii.          Melaksanakan berbagai kegiatan untuk mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya Perseroan, antara lain aset tetap dan aset bergerak, fasilitas sistem informasi, fasilitas pendidikan dan pelatihan;
  iii.          Melakukan kegiatan yang melibatkan masyarakat dalam rangka promosi dan pemasaran produk

3.2     Data dan Variabel yang Digunakan
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu laporan keuangan dari PT. Kalbe Farma Tbk yang telah dipublikasikan melalui  website http://www.idx.co.id . Untuk menganalisis saham sebagi perhitungan dalam menentukan harga wajar saham PT. Kalbe Farma Tbk. laporan yang digunakan berupa laporan neraca dan laporan arus kas perusahaan periode 2008-2012. Data dari laporan keuangan PT. Kalbe Farma Tbk yang digunakan dalam penelitian ini antara lain; deviden, jumlah Asset, utang, ekuitas, laporan arus kas perusahaan dan jumlah lembar saham PT. Kalbe Farma Tbk yang beredar di pasar modal. Variabel dalam penelitian ini adalah deviden yang diharapkan tahun depan, cost of equity dan tingkat pertumbuhan perusahaan.Dalam penelitian ini, perhitungan dilakukan dengan cara mengestimasi pertumbuhan deviden perusahaan dan pergerakannya selama lima tahun untuk mengetahui kinerja keuangan emiten dan harga wajar saham perusahaan.

3.3     Metode Pengumpulan Data
Semua data yang dipergunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang dikumpulkan melalui studi pustaka dan pencarian di berbagai situs internet seperti http://www.idx.co.id; www.reuters.com/; www.e-bursa.com/; www.bi.go.id/; http://www.Kalbe.co.id

3.4     Alat Analisis yang Digunakan
Alat analisis yang digunakan penulis yaitu :
3.4.1 Analisis Kuantitatif
Analisis kuantitatif digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh Cash Flow dari deviden terhadap harga saham perusahaan dan pengambilan keputusan investasi yang harus dilakukan. Penulis menggunakan perhitungan Model Pertumbuhan Gordon yang di dalamnya mencakup :
1.    Estimasi Pertumbuhan
Estimasi pertumbuhan digunakan untuk menjaga agar petumbuhan deviden yang diterima sesuai dengan estimasi. Estimasi pertumbuhan yang sangat sensitif karena jika salah mengestimasi pertumbuhan harga wajar saham tersebut tidak akan sesuai atau jauh dari harga pasar. Estimasi pertumbuhan dapat dihitung sebagai berikut :



Expected Growth Rate = (1- Payout Ratio) Return on equity
 



Keterangan :
- Expected Growth Rate   =       estimasi pertumbuhan
- Payout Ratio                   =       rasio pembagian deviden (DPS)
- ROE                                =       rasio laba terhadap ekuitas

2.        Cost of Equity
Cost of equity merupakan kunci dari setiap bentuk estimasi discounted cash flow. Cost of equity adalah tingkat imbal hasil yang diharapkan oleh investor dengan tingkat risiko tertentu. Cost of equity dapat dihitung dengan Capital Asset Pricing Model (CAPM). Model ini pertama kali dikembangkan oleh William F. Sharpe (1964) dan dilanjutkan oleh J. Lintner (1965). Secara sistematis, CAPM dapat ditulis sebagai berikut:

Expected Return = Riskless rate + Beta (Risk Premium)

 



Keterangan :
- Expected Return    =     tingkat imbal hasil yang diharapkan
- Riskless Rate         =     tingkat imbal hasil investasi bebas risiko
- Beta                       =     tingkat sensitif pergerakan harga saham perusahaan
- Risk Premium        =     tingkat pengembalian aset berisiko

3.        Expected dividends next year
Expected dividends next year merupakan estimasi deviden yang akan diterima investor tahun depan. Expected dividends next year diperoleh dari hasil perhitungan Do (1+G) , dimana Do merupakan Deviden yang akan diterima dan G merupakan  estimasi pertumbuhan.



4.        Value of Equity
Value of equity digunakan untuk menghitung harga wajar saham. Value of equity yang digunakan adalah Model Pertumbuhan Gordon. Secara sistematis Model Pertumbuhan Gordon dapat ditulis sebagai berikut :
Value Of Equity =
Expected dividends next year
Cost of equity – Expected growth rate
       
Keterangan :
    -Value of Equity                            =     Harga wajar saham
    -Expected Dividends Next Year   =     Deviden yang diharapkan tahun depan
    -Cost of Equity                              =     Biaya ekuitas
    -Expected Growth Rate                 =     Estimasi pertumbuhan

5.    Keputusan Investasi
Pengambilan keputusan investasi pada saham PT. Indofood Sumber Makmur, Tbk dilakukan dengan membandingkan harga wajar saham yang telah dihitung menggunakan Devidend Discount Model terhadap harga pasar saham tersebut.
a.       Apabila harga pasar saham lebih kecil dari harga wajar saham, maka saham tersebut bersifat undervalued dan layak untuk dibeli (buy) oleh investor yang belum memiliki saham tersebut
b.      Jika harga pasar saham sama dengan harga wajar saham, maka para investor yang sudah memiliki saham tersebut dianjurkan untuk menahan (hold) saham tersebut guna mengharapkan keuntungan (Capital Gain) dari perkembangan harga saham yang akan meningkat.
c.       Jika harga pasar saham lebih besar dari harga wajar saham, maka saham tersebut bersifat overvalued dah tidak layak untuk dibeli (buy) oleh investor yang belum memiliki saham tersebut, serta layak untuk dijual (sell) oleh investor yang sudah memiliki saham tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Asnawi, Said Kelana dan Chandra. (2010), Pengantar Valuasi. Jakarta : Salemba Empat
Damodaran, Aswth. (2006). Damodaran On Valuation : Security Analysis On Investment and Corporate Finance – Second Edition. New Jersey : Wiley Finance
Graham Benjamin. (2003). The Intelegent Investor. New York :Harper Collins
Hahstrom. Robert G. (2010). The Warren Buffet Portfolio. Jakarta : Daras Books
Murhadi, Werner R. (2009). Analisis Saham Pendekatan Fundamental. Jakarta : Indeks
Tambunan, Andy Porman. (2007). Menilai Harga Wajar Saham. Jakarta : Daras Books
Tandelin, Eduardus. (2010). Portofolio dan Investasi. Yogyakarta : Kanisius
http://www.bi.go.id/web/id/Moneter/BI+Rate/Data+BI+Rate/
Diakses: Minggu, 23 Juni 2013 Jam 19:30

0 komentar:

Posting Komentar