Mengenai Saya

Foto saya
Aktif, Imajinatif, simple, jujur, namun sulit percaya dengan orang lain. saya humble untuk orang orang yg sudah mengenal saya. sedikit sulit bergaul dengan lingkungan baru. saya selalu percaya Tuhan selalu menyediakan apa yang saya butuhkan Tepat Pada Waktunya. meskipun hidup ini kejam, tapi roda kehidupan selalu berputar.

Pemilu Bersih (KATANYA)

Pesta demokrasi semakin dekat dengan waktunya. Para politikus dan parpol sibuk mencari masa untuk menjadi pendukung dan simpatisan. Banyak cara yang dilakukan, mulai dari pasang baliho segede gaban, buat iklan (di TV, Koran, Majalah, Internet), bikin aksi sosial, kampanye, dan lain sebagainya.

Nah sekarang ini yang lagi rame serame ramenya adalah saling serang pake data (entah bener atau engga) korupsi dan keburukan parpol di masa lalu.

Saya bukan pendukung parpol manapun, tapi saya coba sedikit berpikir untuk menilai gerak gerik parpol yang mulai grasak grusuk.

Sekarang ada beberapa peserta parpol yang memiliki "sarana" on air sendiri. Mereke leluasa sekali membuat opini publik, menyetir acara sehingga jadi ajang kampanye bahkan menjadi tombak untuk menikam lawannya.

Politikus politikus juga engga ketinggalan membangun opini lewat media sosial. Kaum kaum intelek belakangan ini justru jarang berberita melalui TV atau Koran, mereka justru lebih banyak mendengar berita dari situs situs besar, seperti yahoo, kompasiana, kaskus, facebook, twitter, dan lain sebagainya. Opini opini yang dibangun adalah opini opini untuk menghancurkan citra partai. Para pengguna yang kurang cerdas pada umumnya menganggap berita yang mereka baca tersebut adalah benar. Padahal berita tersebut akan berbeda di setiap situs tergantung dari siapa yang membayar. Penciptaan opini dari jalur inilah yang menjadi sangat rawan untuk memanipulasi opini publik.

Situasi paling rawan terjadi ketika lembaga survei hingga ormas ormas juga menjadi media kampanye tidak sehat. Lembaga survei akan mengeluarkan hasil survei sesuai permintaan "mereka" yang membayar. Dampaknya publik kembali menjadi "percaya" dan seolah "paham" bahwa hasil survei tersebut benar adanya.

0 komentar:

Posting Komentar