Mengenai Saya

Foto saya
Aktif, Imajinatif, simple, jujur, namun sulit percaya dengan orang lain. saya humble untuk orang orang yg sudah mengenal saya. sedikit sulit bergaul dengan lingkungan baru. saya selalu percaya Tuhan selalu menyediakan apa yang saya butuhkan Tepat Pada Waktunya. meskipun hidup ini kejam, tapi roda kehidupan selalu berputar.

Ini Realita


1 agustus 2004, tahun ajaran baru sebuah SMP swasta di Jakarta dimulai. Diawali dengan MOS (Masa Orientasi Sekolah), Joses mulai berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya di SMP. Banyak teman yang memang sudah ia kenal dari SD, tapi tak sedikit pula teman yang baru dikenalnya meski dulu satu SD juga. Joses memang agak sulit berteman, jika tidak diajak berkenalan, ia enggan mengajak berkenalan terlebih dahulu. Beruntug saat SMP banyak teman SD yang sudah dikenalnya, sehingga sedikit  mempermudah pergaulannya  dengan teman baru. Joses tidak pernah mau mengajak kenalan terlebih dahulu, selalu saja ia menjadi orang terakhir yang berjabat tangan untuk memperkenalan diri. Joses selalu menunggu teman yang sudah dikenalnya berjabat tangan terlebih dahulu, lalu ia mengikuti setelah itu.
Masa orientasi selesai. Tibalah hari pertama mengikuti pelajaran di bangku SMP. Hari pertama masih banyak waktu luang untuk berkenalan dengan guru-guru yang mengajar. Jam pertama itu diisi dengan pemilihan ketua kelas. Tak diduga  Joseslah yang terpilih menjadi ketua kelas di 7B. Siap tidak siap joses harus menjalankan tugas yang telah dipercayakan kepadanya. Jabatan ketua kelas ini menjadi poin penting untuk kehidupan barunya di SMP, waktu masih duduk di Bangku SD, joses sempat mendapat nilai minus karena sering berkelahi. Perkelahian itu terjadi karena joses kerap kali diejek karena nama marga yang melekat di belakang namanya sedikit aneh, dan itu sering menjadi bahan tertawaan. Joses yang selalu memegang prinsip ‘harga diri di atas segalanya’, tidak pernah mau mentolelir siapapun yang mengejeknya. Dengan sikap keras itu, ia dicap sebagai anak nakal, tukang berantem. Di bangku SMP ini, dengan dibantu pengurus kelas yang lain, joses berhasil menyelesaikan tugasnya hingga akhir semester. Sampai akhirnya di pertengahan semester ke dua, terjadi lagi sebuah perkelahian yang melibatkan dirinya. Penyebabnya adalah seorang anak di kelasnya yang sangat sulit setiap kali disuruh tenang. Suatu hari ketika Joses sedang berusaha menenangkan kelas, Dika malah mengejek dan mentertawakannya. “baru jadi ketua kelas aja blagu banget lo, sok ngatur-ngatur”, perkataan yang keluar dari mulut Dika itu masih bisa ditolelir oleh Joses. Tapi kemudian ketika kelas mulai tenang, terdengar nyanyian dari mulut Dika yang tujuannya mengejek Joses, nyanyian itu adalah nyanyian yang mengejek nama marga Joses. Tanpa pikir panjang Joses langsung menghampiri Dika dan melangkan bogem mentah ke mulut Dika. Darah bercucuran dari mulut Dika dan Dika berusaha membalas. Terjadi perkelahian untuk kesekian kalinya untuk mempertahankan nilai sebuah harga diri. Guru yang mengajar di kelas sebelah datang, mereka dibawa ke ruang BP. Surat panggilan untuk orang tua dilayangkan, dan ke esok harinya orang tua mereka datang memenuhi panggilan. Kelas terasa sangat hening, begitu hening sehingga terasa seperti tidak membutuhkan ketua kelas lagi.
Siang hari setelah istirahat selesai, wali kelas masuk dan menenyakan apa yang terjadi kemarin. Semua menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. Tanpa diduga, hari itu juga jabatan ketua kelas berpindah. Joses sangat kecewa, image buruk yang perlahan mulai hilang kini kembali lagi. Padahal, kejadian itu bukan sepenuhnya kesalahan  Joses. Tapi apa mau dikata, keputusan telah dibuat wali kelas. Jabatan melayang bersama image baik yang telah berusaha dipertahankan. Hari-hari Joses kembali berjalan, image buruk itu ternyata mendatangkan teman. Tentu saja teman-teman itu hanya ingin mencari perlindungan. Tapi Joses tidak berpikir sejauh itu. Dua orang teman yang datang sejak kejadian itu diagap teman terbaik yang pernah ada. Joses menjalin persabatan dengan Nico dan Daniel. Perjalanan Cinta dimulai saat itu. Joses yang tidak pernah berani mengajak siapapun berkenalan, akhirnya dikenalkan kepada seorang wanita cantik dan seksi, monica. Nico yang tergolong cukup gaul mengenalkan Monica dengan Joses. Saat itu mereka bertiga terterik dengan pesona Monica. Mereka bertaruh untuk mendapatkan Monica.  Tapi kenyataannya ditengah jalan, joses malah kepincut dengan kakak kelas. Joses mundur dari “kompetisi” sahabatnya itu. Tiada hari tanpa menggangu dan menggoda Debbie. Sampai akhirnya rasa itu berkembang dan membuat Joses Ingin memiliki Debbie. Dengan di bantu Daniel, Joses berusaha mengutarakan perasaannya kepada Debbie. Tapi usaha yang dilakukan Joses selalu tidak mendapat respon. Sampai akhirnya ia memutuskan untuk membuat surat. Surat yang berisi luapan perasaan yang terpendam. Yang dirangkai sedemikian rupa bersama sebuah MP3 yang dimasukan dalam sebuah disk.
Persiapan sudah selesai, tinggal memikirkan cara untuk memberikannya, dan kapan memberikannya. Akhirnya sepulang sekolah disk dan surat itu diberikan langsung kepada Debbie. Entah apa yang tertulis dalam surat itu. Keesokan harinya Debbie malah menghindar. Dan Josespun merasa melakukan kesalahan. Ia berpikir seharusnya ia tidak mengutarakan peerasaannya. Tapi semua sudah terlanjur. Debbie menghindar dan tak mau lagi bercanda seperti biasa. Disisi lain Nico yang gencar mengejar Monic juga mengalami kegagalan. Ternyata Monic sudah punya pacar. Perhatian tertuju pada Daniel. Diam-diam ternyata Daniel tidak melanjutkan “kompetisi” juga. Daniel lebih memilih untuk mendekati Lina. Lina yang baru putus karena tak mau longdistance dengan mantannya, menanggapi usaha Daniel. Banyak yang bilang bahwa Daniel akan menjadi  pacar Lina selanjutnya. Ini didukung dengan “isu” yang mengatakan Daniel mirip dengan Mantan Lina. Beberapa bulan berlalu hingga akhirnya mereka naik ke kelas 8. Joses, Nico, Dan Daniel kembali duduk di kelas yang sama. Tak ada yang menduga bahwa gosip tentang Daniel benar. Beberapa minggu menjelang Ulangan Semester  pertama, Daniel dan Lina resmi pacaran. Meski sembunyi-sembunyi tapi lama-lama beritanya tersebar juga.
Ulangan Semester akhirnya selesai. Kehidupan di sekolah terasa berbeda karena berita tentang Daniel dan Lina masih hangat di bicarakan. Banyak yang bilang bahwa Lina hanya terobsesi pada mantannya. Obsesi itu diluapkan kepada Daniel yang dibilang orang mirip dengan mantan Lina. Seolah tak perduli Daniel tetap melanjutkan hubungannya dengan Lina.
Semester kedua ini menjadi awal untuk Joses mencoba dunia baru. Awalnya ia hanya sekedar coba-coba untuk mempraktekkan ilmu tantang musik yang baru saja ia pelajari di sekolah. Bersama Nico, Dimsky, dan Julian, Joses menyawa sebuah studio musik untuk ngeBAND. Dengan lagu populer saat itu mereka menggebrak studio. Satu jam berlalu. Dan satu jam itu telah mengikat mereka dalam sebuah nama, ABSTRAK. ABSTRAK telah menyatukan mereka dalam sebuah visi untuk naik pentas di pensi tahun depan. Hapir setiap hari mereka latihan di ‘92 recording’. Tanpa diduga, latihan yang rutin mereka lakukan mengantarkan mereka pada popularitas di sekolah. Nama mereka menjadi nama pertama yang dicari tiap kali ada tugas koor. Mereka selalu diminta untuk mengiringi lagu yang dibawakan saat koor. Tantu ini menjadi nilai Positif untuk Joses. Untuk kedua kalinya ia di pandang baik dikalangan guru. Image ini terus di pertahankan hingga akhir tahun. Diluar perkiraan Nico ternyata sudah menyusul Daniel. Status Nico resmi pacaran dengan Jeje. Nico yang satu jemputan dengan Jeje menggunakan popularitasnya untuk mendapatkan Jeje. Proses PDKT tidak berlangsung lama karena ternyata Jeje memang sudah memendam rasa untuk Nico. Joses dan Daniel bertanya-tanya kenapa harus dengan Jeje. Dimata mereka Nico bisa mendapatkan yang jau lebih baik dari Jeje. Jeje adalah tipe wanita angkuh, judes,dan kurang disukai oleh Daniel. Tapi apa boleh buat, sebagai sahabat mereka hanya bisa mendukung hubungan Nico. Toh mereka tau Nico juga bukan tipe laki-laki setia. Jadi mereka tidak khawatir Nico akan sakit hati di kemudian hari.
Liburan kenaikan kelas tiba. Dengan hari yang monoton dan  kegiatan yang membosankan,  Joses memutuskan untuk main ke rumah Nico. Bersama Daniel iapun pergi ke rumah Nico. Ternyata Nico tidak ada di rumah. Mereka menunggu Nico, kerena menurut kakaknya, Nico sudah disuruh pulang dari tadi. Tidak lama kemudian Nico sampai. Ternyata tadi Nico main ke rumah Jeje. Di rumah Nico, Joses dan Daniel mai PS sambil membicarakan pasangan mereka masing-masing. Joses yang masih jomblo tulen hanya bisa diam dan main dengan tenang. Tentu saja itu tak berlangsung lama. Hingga akhirnya Nico mengejek status Joses. “HAHAHAHA” Joses hanya bisa tertawa menjawab banyolan-banyolan Nico. Tak lama kemudian Nico teringat akan sesuatu. Ternyata sesuatu itu adalah kabar baik. Nico yang baru saja main di rumah Jeje ternyata bertemu dengan Monic juga. Jeje dan Monic berteman akrab sejak SD. Monic juga sering menginap di rumah Jeje. Kabar ini memberi signal bahwa Joses mendapat peluang baru untuk mendekati Monic. Dengan bantuan dari Nico dan Jeje sebagai mak comblang, Joses sukses mendekati Monic. Joses yang ternyata juga sempat menyukai Monic, ternyata sudah memendam rasa sejak SD. Joses sudah tertarik dengan pesona monic sejak kelas 6 SD. Waktu itu Joses memang sudah mengenal Monic. Hanya saja Joses hanya mengenal sebagai teman Ekskul saja. Waktu SD, Joses dan Monic sama sama ikut ekskul Voli. Mereka memang sering bercanda dan saling ejek saat latihan tanding. Di luar dari itu mereka tidak pernah berkomunikasi. Tapi tidak ada yang menduga bahwa ternyata diam-diam Joses menyukai Monic. Berlanjut ketika masa-masa taruhan dengan sahabatnya. Meski Joses sempat berpaling, tapi ternyata perasaan suka itu masih ada hingga kini.
Proses PDKT berlangsung cepat, semua berkat bantuan Nico dan Jeje. Hingga akhirnya tiba hari jadi joses yang ke 14, tepatnya tanggal 10 juli. Hari itu sms yang ditunggu tunggu datang. Monic mengucapkan selamat ulang tahun sesaat sebelum Joses tidur. Dengan perasaan senang itu, kantuk yang menyerang tiba-tiba saja hilang. Mereka smsan hingga hampir jam 2 pagi. Hari itu menjadi awal dari serangan-serangan rayuan Joses. Dengan cara sms yang sedikit bercanda Joses merayu dan memuji Monic. Hingga akhirnya terlontar kata “lo itu cewe tercantik yang pernah gue kenal,. Hhehhehhe. . .” Tentu saja Monic merasa melayang saat dirayu seperti itu. Seolah tak perduli dengan keberadaan pacar Monic, ia terus saja merayu.sampai kemudian Joses nekat berkata “sebenarnya gue suka sama loe,. Tapi loe udah punya cowo sih. Mau gimana lagi,. Cukup jadi Pemuja Rahasia aja deh gue. HAHAHAHAHA” Rayuan- rayuan maut dan jurus-jurus pamungkas dikeluarkan semua olehnya. Tapi kemudian Monic sudah merasa sangat ngantuk dan akhirnya malam itu cukup sampai disitu dan diakhiri dengan ucapan, “met bubu yah, cwiet dlim. hhehhehhe” Monicpun merespon dengan sms yang sama. Keesokan harinya mereka malakukan hal yang sama. Smsan itupun akhirnya terjadi tiap hari dan mereka semakin akrab.
Tiba saatnya masuk sekolah lagi. Tidak ada yang tahu kalau Joses dan Monic sudah begitu dekat. Tiba-tiba saja saat istirahat ada suara, “woi PENMUJA RAHASIA! Hahahaaa.”  Ternyata itu Nico. Joses tidak tahu bahwa sebenarnya Monic cerita apa yang dia lakukan dengan Joses semasa liburan kepada Jeje. Cerita itupun secara otomatis sampai ditelinga Nico. Joses kaget, heran, salting, sekaligus malu. Dia bertanya-tanya kenapa Nico bisa tau kata-kata itu. Di sisi lain Nico tertawa terbahak-bahak. Bersama dengan Daniel dia beraksi mengejek Joses. Joses hanya tersipu malu sambil cengar-cengir kuda. Joses baru mendapat penjelasan ketika Monic juga salting dan berusaha menyuruh Nico berhenti bercanda seperti itu. “hhahahaha, kocak loe berdua.” Nico melanjutkan lawakannya. Satu kelas bersuara “cie-cie”. Meskipun hanya sedikit orang yang di kelas karena sedang jam istirahat, perasaan malu itu menyelimuti tubuh Joses.
Akhirnya pelajaran hari ini cukup. Hari yang cukup melelahkan dan cukup memalukan.  Begitu sampai di rumah, Joses langsung menghubungi Monic. Ia sangat penasaran kenapa Nico sampai tau tentang sms itu.
“gue ga tau josh, gue aja tadi kaget dengernya.” Tutur Monic menjawab pertanyaan Joses.
“Tapi kok dia tau kata Pemuja rahasia itu sih? Kan harusnya cuma kita yang tau.” Joses yang masih sangat penasaran terus bertanya.
Monicpun teringat kalau dia pernah cerita kepada Jeje. Monic langsung bertanya kepada Jeje. Jeje yang yang sudah menduga hal ini akan terjadi mengakui semuanya dan berkata, “lagi gue sebel liat loe berdua malu-malu kucing. Beraninya cuma smsan, kalo di sekolah kaya orang ga kenal.”  Setelah mengetahui siapa dalangnya, Monic meminta maaf kepada Joses. Josespun dapat mengerti. Kejadian hari itu membuat Joses dan Monic semekin akrab saja. Sampai akhirnya terdengar kabar bahwa Monic sudah putus dengan pacarnya. Kabar ini tentu menjadi kabar yang sangat membahagiakan untuk Joses. Dengan semangat ’45 Joses mati-matian mendekati Monic karena tidak ingin diserobot orang. Selain Joses, ternyata ada Andro yang juga menyukai Monic sejak SD. Bahkan sudah “nembak” Monic 2 kali. Tapi selalu saja ditolak. Mungkin karena saat itu Monic masih punya pacar. Oleh karena itu tentunya Andro juga tidak mau menyia-nyiakan kesempatan emas ini. Persainagan terjadi blak-blakan. Mereka perang secara terbuka. Palajaran Seni dan Olah raga menjadi arena perang yang paling sering digunakan sebagai ajang unjuk gigi.
Sejak SD hubungan Joses dan Andro tidak baik. Hubungan yang tidak baik itu berlanjut hingga SMP.  Semua bermula saat pelajaran Olah Raga di kelas 3 SD. Saat itu materinya adalah Sepak Bola. Joses yang merupakan anak baru yang baru masuk saat kelas 3 SD, masih belum memiliki teman sebanyak Andro yang sejak TK sudah bersekolah disana. Pada saat permainan sepak bola Andro bertingkah seperti pemilik sekolah yang sok mengatur siapa saja yang boleh main, dan siapa saja yang tidak boleh bermain. Dengan sikap Joses yang kurang bisa bergaul, Joses tidak dipilih oleh Andro. Dengan rasa kesal Joses duduk di sisi lapangan sambil ngobrol dan menggerutu bersama Patrio dan Kristian yang disisihkan juga dari permainan. Mereka beranggapan Andro begitu sombong, sikapnya yang sok ngatur tidak sesuai dengan kemampuannya. Minggu pertama ini Joses tidak menikmati permainan sepak bola, tapi ia berjanji minggu berikutnya ia harus bermain bagai manapun caranya. Dan sudah tertanam dalam otaknya ntuk membalas perlakuan Andro. Joses akan “mengajari” Andro cara bermain sepak bola sebenarnya. Saat pelajaran selesai, Andro tertawa bahagia. Melihat itu Joses semakin muak dan ingin secepatnya mendapat pelajaran Olah Raga lagi minggu depan.
Satu minggu berlalu, pelajaran Olah Raga tiba. Kali ini pemilihan siapa yang bermain dilakukan oleh Ibu Agnes. Hari ini ada pengambilan nilai. Joses bermain di tim pertama dan Andro bermain di tim ke dua manjadi lawannya. Hal yang sangat kebetulan. Ambisi Joses untuk membalas perlakuan Andro akan segera terwujud. Permainan berjalan sewajarnya, Joses yang setiap hari bermain sepak bola di lapangan dekat rumahnya memiliki kemampuan di atas rata-rata. Hal ini begitu kelihatan dari kemampuannya merebut, menggiring bola melewati lawannya, dan melakukan operan dengan baik. Joses mampu melakukan itu karena di daerah rumahnya ia bermain dengan orang-orang yang usianya jauh lebih tua dan kemampuannyapun jauh di atas Joses. Inilah yang membuat joses mamiliki skill di atas rata-rata. Tim Joses berhasil memasukan bola dan memimpin dengan skor 1-0. Mulai dari saat itu, Andro mulai bermain keras. Nampaknya Andro begitu emosi dan mulai menggunakan cara-cara kasar. Entah mengapa bu Agnes tidak meniup peluit ketika Andro bertindak kasar. Di sisi lain Joses tampak senang dengan hal ini. Inilah yang ditunggu-tunggu Joses. Dengan kemampuannya merebut dan menendang bola, Joses merebut bola dan sengaja melayangkan tendangan keras menuju Andro. Di luar dugaan, Andro sempat menghindar. Bola membentur tangan Andro dan berbelok arah menuju wajah Christianto. Bola yang melaju cepat itu menghajar bibir christianto. Bibir christianto berdarah, permainan dihentikan. Christianto yang merupakan teman dekat Andro itu menangis. Joses tertawa dalam hati sambil berpura-pura minta maaf. Andro semakin emosi dan berkata, “loe maen apaan sih? Bisa maen ga lo? Ga usah maen lagi lo!” mendengar perkataan itu Joses naik pitam, darah mengisi penuh kepalanya. “yang ga bisa maen leo apa gue? Emang ada maen bola kaya loe itu? Lagian siapa loe ngatur-ngatur? Bokab loe yang punya yayasan? Bisa maen kaga ngatur-ngatur loe!”
Situasi mulai memanas, semua berkerumun menyaksikan cekcok antara Joses dan Andro. Bu Agnes segera menenangkan suasana. Ia mengakhiri permainan dan mendamaikan Joses dan Christianto. Joses meminta maaf, christiantopun memaafkan. Tapi entah mengapa wajah Andro masih tampak bringas. Seolah ingin menerkam Joses, mata Andro tidak berhenti menatap dengan tajam. Joses yang puas dengan skor akhir mulai memperkeruh suasana lagi.
“gila ye, padahal tadi gue maen bercanda doang, tapi ada yang ampe ngos-ngosan gitu. Ada kali tiga ember tu keringet. Hahahaa” Joses berbicara kepada Patrio dengan maksud menyindir Andro. Dengan penuh emosi Andro yang tidak puas dengan hasil pertandingan menghampiri Joses dan Patrio. “maksugd loe apa?” dengan nada tinggi pertanyaan itu terucap dari mulut Andro. “selau boy, ga seneng loe? Entar pulang sekolah kita lanjutin” Jawab Joses dengan penuh percaya diri menantang Andro. Joses tau bahwa sebenarnya Andro anak mami. Tidak akan berani menjawab tantangan yang diberikan olehnya. Ternyata benar, tantangan itu tidak dijawab Andro. Berdalih tidak mau ketinggalan jemputan, Andro menjaga harga dirinya agar tidak ditertawakan.
Mulai dari saat itu hubungan mereka tidak pernah baik. Dengan adanya perebutan satu “tempat” di hati Monic, memicu terjadi konflik baru antara mereka. Pada saat class meeting(lomba anta kelas mampertaruhkan gengsi), diadakan lomba basket, futsal, dan  vokal group. Terjadi perebutan tempat untuk masuk team futsal. Joses yang mayoritas temannya adalah anak AISACA(perkumpulan anak-anak yang hobi bermain bola) tentu menjadi pilihan utama kelas. Apa lagi Aldo, rival abadinya di AISACA yang notabene berbeda kelas dengannya ternyata juga memimpin kelasnya untuk perebutan juara di class meeting. Tentu Joses menjadi pilihan Utama untuk memimpin teman sekelasnya membawa gelar juara itu. Andro yang tahun ini sekelas dengan Joses harus mengajukan diri agar bisa bergabung di team futsal kelas yang dipimpim Joses. Dengan tangan terbuka Joses menerima Andro. Entah apa yang ada dalam pikiran Joses, yang jelas hal ini sungguh di luar dugaan. Anak AISACA yang tergabung dalam team pimpinan Joses itupun bertanya-tanya. Kenapa Joses menerima Andro menjadi bagian team? Padahal Adro jarang ikut bermain bersama mereka saat pulang sekolah. Ditambah lagi dengan adanya rivalitas dalam merebutkan satu tempat di hati Monic. Tidak ada yang tau jawabannya. Sampai akhirnya tiba pertandingan pertama di class meeting. Joses yang berada di kelas 8B harus mengalahkan kelas 7A agar bisa malaju ke babak selanjutnya. Dipertandingan pertama ini kembali Joses melakukan sebuah tindakan yang aneh. Ia menurunkan Andro sebagai starter bersama Dimsky, Nico, Benno, dan Tinus. Semua bertanya kenapa malah ia yang duduk di bangku cadangan. Sesaat sebelum pertandinan dimulai, Joses memberi arahan kepada Nico dan Dimsky. Joses memberi arahan agar jangan memberikan bola kepada Andro jika tidak terpaksa. Biarkan Andro mencari bola sendiri dan tempatkan dia sebagai pemain belakang. Nico dan Dimsky tidak mengerti apa maksud dan tujuan Joses dalam tujuan ini. Dalam benak meraka adalah Joses sengaja menyimpan tenaga untuk pertandingan berikutnya, karena dalam pertandingan berikutnya mereka harus berhadapan dengan kelas 7C yang memperoleh keuntungan  lolos tanpa bertanding. Tapi mereka masih saja bertanya kenapa sampai segitunya strategi itu dibuat. Padahal 7C bukan merupakan lawan yang berat.
Pertandingan dimulai dan rencana Joses berjalan lancar. Nico dan Dimsky melakukan apa yang sudah diarahkan Joses dengan baik. Benno dan Andro yang tidak mengetahui arahan Joses nampak kagok dengan permainan Dimsky dan Nico. Tampak jelas dari pinggir lapangan permainan tampak buruk sekali. Joses berteriak, “Ben, biasa aja, jangan goyang!” seolah sudah mengerti maksud Joses, Benno bergeser dari posisi tengah kebelakang. Benno menjadi bek untuk menghalau bola. Tapi ternyata Andro yang jarang sekali bermain dengan mereka masih saja linglung. Andro kesal dengan permainan team ini. Andro tidak parnah mendapat operan sempurna. Selalu saja ia mendapat operan dalam kondisi terjepit. Ditambah lagi ulah Benno yang hanya membuang-buang bola.
Habis sudah kesabaran Andro. Akhirnya diapun bermain sendiri. Tidak mau melakukan operan. Sampai akhirnya ia membuat kesalahan di mulut gawang. Andro yang sudah terjepit di sisi kanan gawang sendiri tidak mau melakukan operan, padahal ia sudah dihadang 2 pemain lawan. Disaat yang sudah benar-benar terjepit, ia memutuskan untuk membuang bola. Bola membentur pemain lawan dan kembali padanya. Dari sisi lapangan Joses memberi pengarahan agar Benno menjauh dari Andro. Beno melakukan arahan itu dengan cepat dan tidak berpikir negativ. Dalam pikiran Benno, arahan itu bertujuan agar Andro mendapat ruang untuk membebaskan diri. Tapi ternyata itu salah. Joses bermaksud agar Andro melakukan kesalahan yang membahayakan gawang. Rencana Joses sukses. Andro melakukan operen kepada Benno sesaat setelah Benno berpindah posisi. Secara cepat bola diserobot pemain lawan. Beruntung Tinus tidak terlambat menutup ruang tembak. Bola yang dilesatkan pemain lawan melaju deras dan menghantam wajah Tinus. Bola melenceng tipis di samping gawang Tinus. Benno yang sebelumnya berpindah posisi sesaat sebelum Andro melakuan operan menjadi sasaran kemarahan Andro, “lo ngapain pindah-pindah sih?! Posisi loe dimana?” keget mendengar hardikan Andro, Beno menjawab dengan keras, “eh ta*! Ngoceh aje loe! Loe kelamaan gocak gocek! Mending lewat, kaga! Pertandingan dihentikan karena ternyata Tinus mengalami mimisan. Sungguh kerugian yang besar karena Tinus harus meninggalkan lapangan untuk mendapat pengobatan. Semua rencana Joses sukses. Dari awal tujuan Joses hanya untuk merusak reputasi Andro. Begitu Tinus keluar semua mata termasuk Monic menatap Andro dan Benno yang masih saja berdebat ditengah lapangan. Joses masuk lapangan bersama Bona. Bona mengganti posisi Tinus dan Joses mengganti posisi Andro. Dengan digantinya Andro maka semua orang berpikir bahwa kejadian tadi adalah kesalahan Andro, bukan Beno.
Tidak lama setelah Joses masuk lapangan permainan berangsur-angsur membaik.  Tapi hingga pertandingan menyisakan waktu 5 menit tidak ada gol yang tercipta. Permainan tetap berjalan dengan tempo yang tinggi. Sampai akhirnya Joses frustasi dan mengubah strategi. Ia mengarahkan teman-temannya untuk melakukan shooting dari jarak jauh kearah gawang. Joses berharap terciptanya gol dari pantulan bola yang membentur tubuh pemain lawan. Saat pertandingan menyisakan waktu hanya 2 menit, gol tercipta dari kaki Nico. Berawal dari tendangan Dimsky yang berhasil ditepis kiper lawan, bola muntah disambar Joses dengan cepat. Namun bola itupun masih bisa diblok defender lawan. Tapi keberuntungan ada di team Joses. Bola itu tetap bergulir menuju garis gawang. Beruntung Nico dengan sigap meneruskan bola dan berhasil manciptakan gol pertamanya. Skor 1-0 untuk kelas 8B. Skor itu dipertahankan hingga peluit panjang  berbunyi. Dengan hasil ini, 8B melaju ke babak selanjutnya untuk berhadapan dengan 9A.
Seluruh penonton bersorak, terutama siswa kelas 8B. Ucapan selamat yang paling istimewa diperoleh Joses. Monic menghampirinya dengan sebotol mineral dan mengucapkan selamat. Hati Joses berbunga-bunga, malayang, hingga tak memperdulikan mata-mata disekitarnya yang memandang iri. Diawali suara Nico, “cie-cie,. Ehhemmm” suara lain menyusul bersaut-sautan. Seolah tak perduli dengan respon orang-orang disekitarnya, Joses berkata, “duh, jadi enak, hhahahaha. Makasi ya Mon. Bae banget dah loe. hhihihi” Monic hanya mesem-mesem dengan wajah memerah. Mereka menuju kelas untuk istirahat dan merayakan kemenangan pertamanya. Suasana semakin riuh dan gaduh, semua mata menatap mereka. Joses sangat puas dengan apa yang diraihnya hari ini. Semua rencananya berjalan baik dan lacar. Kertika sampai di kelas, ternyata ada Andro yang sedang duduk bersama teman-temannya. Andro nampaknya sudah menyadari kejadian hari ini adalah rencana Joses. Dengan wajah yang sangat kesal Andro menatap Joses. Ia begitu kesal karena hari ini ia kehilangan semuanya. Mulai dari reputasi, harga diri, hingga tempat di sisi Monic. Joses membalas tatapan Andro dengan senyum yang menghina. Senyum ini adalah senyum “teristimewa” untuk Andro. Andro yang menyadari dirinya sedang dihina Joses langsung meninggalkan kelas dengan begitu kesal. Andro sempat menatap Monic sebelum meninggalkan kelas. Monic menyadari tatapan itu adalah tatapan cemburu. Tapi nampaknya itu tidak dihiraukannya.
Team 8B yang harus melalui panyisihan untuk melaju kebabak selanjutnya. Mendapat waktu istirahat lebih panjang. Disaat bersamaan, Aldo sedang bertanding dengan kelas 7B. Joses mendapat kabar bahwa Aldo dan teamnya  sudah berhasil memimpin dengan skor 1-0. Dengan berita ini Joses sudah tau hasil akhirnya. Joses yakin Aldo dan teamnya akan menang dengan skor telak. Kelas 8A memang menjadi unggulan pertama. Di kelas itu menumpuk anak AISACA yang memiliki skill diatas rata-rata. Duet penyerang Aldo dan Belli menjadikan kelas ini begitu disegani dalam urusan mencetak gol.
Sesuai perkiraan, 8A lolos dengan skor telak 5-1. Aldo manyumbang 2 gol untuk teamnya. Joses menghampiri Aldo dan memberi ucapan selamat. Anak aisaca berkumpul di kantin untuk bercanda membahas pertandingan. Joses yang saat itu sedang bersama Monic langsung bergabung bersama mereka. Tentu saja hal itu membuat Monic risih dan akhirnya meninggalkan Joses bersama teman-temannya. Melihat Monic pergi meninggalkannya, Joses tidak serta merta membiarka begitu saja. “sori ya Mon, gue mau ngumpul dulu bentar, ga apa-apakan?” Joses berusaha meminta izin. “iya ga apa-apa” jawaban yang memberi kesan bahwa dirinya BT dicuekin. “yahh,. Bt ya? Jangan Bt dong. Bentar doang kok” Joses berusaha merayu agar Monic tidak Bt. “iya iyaaa,. Jangan lama-lama ya. Gue mau ke kelas” monic sedikit luluh setelah dirayu. Dengan senyum menggoda Joses berkata, “hhihihi,. Makasi cantik. . . nanti gue nyusul deh.” Monic yang sudah mulai luluhpun tak kuasa membalas senyum itu, “bener yah?” Josespun menjawab, “iya cinta.” Akhirnya Monic kembali ke kelas, di sana ia bersama Jeje ngobrol berdua saja. Entah apa yang mereka bicarakan. Yang jelas itu pasti menyangkut hubungan Monic dan Joses.
Di kantin sesaat setelah Monic pergi, “acik dahh, calon pacar. hahahaa” celetuk Aldo. Semua anak Aisaca termasuk Nico tertawa tebahak-bahak. “gimana hubungan lo? Bae? Bayarin makan bisa kali?” lanjut Dimsky maledek. “mata loe soek, tadi aja aer dibeliin. hahahaa” saut Joses. “yahh, ga asik lahh, koret beudt”,  Dimsky masih malancarkan serangan. “dihh, bukan gitu ceEs, lagi bangkrut ini bakal SMSan tiap hari”, Joses berusaha mengelak. “yaudah sii, ga ada topik laen apa?” lanjut Joses untuk mengalihka pembicaraan. Akhirnya mereka hanya bercanda-canda dan tertawa terbahak-bahak mentertawakan satu sama lain. Tak lama kemudian HP Joses berbunyi. Ternyata sms dari Monic, “lama amatd? Berapa ari lagi?” kelihatannya Monic sudah mulai Bt menunggu. Tanpa disadari memang Joses yang sudah lupa waktu. Joses bergegas kembali ke kelas untuk bertemu Monic. Begitu ia sampai di kelas ternyata Monic tidak ada di kelas. Joses panik, takut Monic marah. Ia sadar ia sudah terlalu lama bercanda dengan teman-temannya sehingga mengabaikan Monic. Joses mengambil ponselnya dan langsung menelpon Monic, “Mon, lagi di mana?” Monic menjawab dengan nada yang tak biasa, “di mana aja boleh.” Dalam hati Joses menggumam, “kok gitu sih jawabnya? Marah ya?” Monic bertambah kesal dengan pertanyaan itu, “ihh, pake nanya. Kliatannya gimana?” Joses berusaha menenangkan Monic, membujuknya agar mau memaafkannya. Sambil berjalan keliling sekolah mencari Monic, ia berpapasan dengan Jeje. “nyari sapa mas?” Tanya Jeje dengan nada meledek. “nyari Monic, loe liat ga?” jawab Joses. “Liatlah, orang tadi sama gue”, Jeje masih saja meledek. Joses menjawab lagi, “trus sekarang dia dimana?”. “Cari aja sendirii. Daaa” Jeje meninggalkan Joses begitu saja. “Yeee,. Buntelan kentut!” Joses nyeletuk setelah Jeje meninggalkannya. Saat mendekati kelas 7A, ia melihat Monic sedang duduk melihat pertandingan Basket. Josespun menghampirinya sambil tersenyum malu, “mon, hhehee” tuturnya sambil duduk di samping Monic. “apaa? Udah becandanya?” saut Monic dengan jutek. “ya ampun mon, galak bener sih? Jangan galak-galak napa.” Rayuan demi rayuan mulai dikeluarkan. Setelah hampir setengah jam akhirnya Monic luluh. Kebetulan pertandingan Joses yang kedua akan segera dimulai. Joses megajak Monic untuk mendukungnya dipertandingan melawan kelas 7C. Monic berjalan menuju lapangan bersama Joses layaknya sepasang kekasih. Mata para siswa yang melihatnyapun terpaku manyaksikan langkah mereka berdua.
Dipertandingan ke dua ini ternyata Joses juga tidak turun sebagai starting line up. Ia memilih untuk memainkan Andro terlebih dahulu. Lagi-lagi keputusan yang mencengangkan ini membuat team menjadi bingung. Andro yang merasa disalahkan pada pertandingan pertama dan sudah menyaksikan kemesraan Joses dan Monic, bertekat menunjukan permainan yang lebih baik dari pertandingan pertama. Tapi tentu saja itu hanya bisa dilakukan jika mendapat support dari teamnya. Joses yang mengira pertandingan akan berjalan mudah tidak memberikan arahan apapapun. Tapi kali ini ia menugaskan Nico untuk menjadi penyerang pendukung. Nico ditugaskan untuk mangalirkan bola menuju Andro, sementara Dimsky diposisikan sebagai pengatur tempo. Rencana yang kali ini di buat Joses adalah rencana yang sesuai dan sejalan dengan pemikiran Andro. Rencana ini dipaparkan di depan semua starting line up. Sebenernya Joses tidak bermaksud memudahkan Andro untuk unjuk gigi dipertandingan ini. Joses yang sudah mengenal karakter Nico, mengharapkan Nico bermain tidak sesuai instruksi. Nico yang memiliki karakter sombong dan cepat besar kepala, pasti akan begitu bernapsu untuk mencetak golnya yang ke dua. Nico pasti akan lebih banyak bermain sendiri dibanding bekerja sama dengan Andro yang notabene bermain buruk di matanya. Dengan begini Andro akan tetap menjadi kambing hitam di lapangan. Rencana ini sungguh cerdas dan licik untuk menjatuhkan nilai Andro di mata Monic. Tapi patut diakui juga bahwa pemikiran ini sangat cerdas untuk seorang anak SMP. Pertadinganpun berjalan sesui harapan. Nico tidak mengikuti Instruksi dan bermain sesukanya. Satu hal yang membuat Joses agak khawatir dan tidak terpikir sebelumnya. Ternyata yang kesal dengan permainan Nico tidak hanya Andro, tapi Dimsky juga cukup kesal. Tampak dari sisi lapangan ekspresi Dimsky yang menggerutu. Joses khawatir permainan akan kacau dan terjadi perpecahan di team. Permainan yang buruk tetap dipertaankan oleh Joses. Asal jangan kebobolan permainan masih terhitung lancar di matanya. Sampai akhirnya peluit tanda pertandingan babak pertama di tiup, skor masih kaca mata. Dibabak ke dua Joses masuk menggantikan Andro. Jelas tujuan Joses adalah membuat perbandingan antara permainan Andro dengan permainannya. Di babak ke dua ini Dimsky didorong ke depan mendampingi Nico. Nico tidak bisa lagi bermain semaunya karena sudah ada Joses yang disegani. Permainan membaik, berbeda jauh bila dibandingkan dengan babak pertama. Gol demi golpun tercipta, hingga akhirnya 8B berhasil menang lagi dengan kedudukan 1-3. Hasil yang membuat semua orang membandingkan kapasitas Joses dan Andro. Meski belum mencetak gol, tapi gol-gol yang tercipta adalah hasil dari operan manja yang diberikannya untuk Nico dan Dimsky.
8B menjadi tim pertama yang lolos kebabak Final. Joses dan teamnya akan menghadapi pemenang dari pertandingan antara 8A dan 8C. Sambil malepas lelah mereka mensaksikan pertandingan berikutnya. Pertandingan ini sepertinya akan berjalan menarik. Prediksi pertandingan adalah 60:40 untuk 8A. Pertandingan berjalan panas dengan beberapa pelanggaran keras. Meskipun 8C tidak diunggulkan, mereka tetap semangat dan berusaha merebut kemenangan. Prediksi sempat dijungkir balikan oleh 8C. Sampai akhir babak pertama skor masih bertahan 0-0. Bahkan 8C mampu mencetak gol lebih dulu dan mampu mempertahankannya hingga waktu hanya tersisa 5 menit, 0-1 untuk 8C. Semua mengira akan terjadi adu penalti ketika Aldo berhasil menyamakan kedudukan dimenit 28’. Namun kelengahan terjadi di kubu 8C. Alvin berhasil melesakan bola ke gawang 8C dengan tendangan jarak jauhnya dan mengubah skor menjadi 1-2 untuk 8A. Skor bertahan hingga pertandingan usai. Dengan hasil ini 8A masuk final dan akan menjadi lawan 8B untuk memperebutkan tempat tertinggi.
Partai final digelar esok hari, bersamaan dengan partai final Basket. Malam itu Joses medapat support yang luar biasa dari Monic. Support yang sungguh membuat Joses sangat ingin menang. Dengan rayuan-rayuan maut Joses berhasil memaksa Monic untuk memberikan sebuah kecupan jika nanti ia berhasil membawa kelasnya menang. Meskipun diantara mereka belum ada hubungan, tapi entah mengapa Monic menerima saja permintaan Joses. Josespun begitu bahagia dan kegirangan sampai lupa untuk menyiapkan fisik dan stamina. Hingga jam menunjukan pukul 02.00 WIB Joses belum juga mengantuk. Beruntung saat itu Monic di tegur oleh Maminya, sehingga terpaksa malam itu harus diakhiri.
Pertai final dimulai dengan final basket. Sebagai Partai yang paling bergengsi, Final futsal diselenggarakan terakhir sebagai acara puncak. Di luar dugaan ternyata final basket juga di dominasi oleh 8A 8B. masalah muncul saat 8B ternyata kekurangan pemain karena salah satu pemain basket andalan mereka tidak datang karena harus berlibur bersama keluarga. Joses yang memiliki postur tubuh tinggi dan memiliki Basic dalam permainan basket diminta untuk menggantikan posisi Jeffry yang saat itu tidak hadir. Tapi tiba-tiba, “gue aja sini yang maen, dia kan ntar mau maen futsal” Andro mengajukan diri dengan rasa percaya diri yang tinggi. Andro memang tergabung dalam ekskul basket, tapi demi Monica pada Classmeeting ini dia memilih futsal untuk dapat menyaingi Joses. Joses tertawa, “hahahahahaha, set deh, niat amat lau, pengen banget eksis kayanya. Bisa emang maen basket? Hahahaha” sambil melihat postur Andro dengan sinis yang notabene pendek. Andropun menjawab, “songong amat lu, Kita liat aja nanti. Lagian emang lu bisa? Gw aja ga pernah liat lu maen basket. Hahahahaa gede dongo lu.” Dengan perasaan kesal Joses menjawab dan akhirnya terjadi cekcok di kelas.
Pertandingan harus segera dimulai dan Andro menjadi pilihan utama kelas kerena memang dia ikut ekskul basket. Tapi karena pemain memang hanya 5 orang, jadi Joses tetap di minta bergabung untuk sekedar memberi kesempatan pemain utama untuk istirahat. Pertandingan dimulai, Joses duduk di bangku cadangan di dampingi Monic dibelakangnya. Melihat hal itu Andro tampak kesal dan tidak fokus pada pertandingan. 8A leading 9 poin dan salah satu pemain 8B sudah tampak kelelahan. Joses masuk sebagai pemain pengganti. Untuk kali pertama ia bermain di pertandingan basket. Padahal ini adalah pengalaman pertama bermain basket di lihat oleh banyak mata, dan ini adalah partai puncak. Tapi Joses tidak sedikitpun terlihat gerogi. Masuknya Joses benar benar sangat berpengaruh untuk membantu pertahanan. Meskipun ia kurang baik pada saat menyerang, tapi kemampuan bertahannya yang ditunjang oleh tinggi badan menjulang ternyata sangat baik. Joses konsisten dengan permainannya sampai akhirnya Ary siap untuk masuk lapangan kembali. Tidak diduga-duga ternyata Ary tidak meminta Joses untuk bergantian. Ary malah meminta Andro untuk bergantian dengannya. Lagi-lagi Andro menjadi pecundang dimata Monic. Disisi lain Joses ternyata tidak menghiraukan itu, ia juga tidak memikirkan staminanya. Ia begitu menikmati pertandingan ini sampai lupa bahwa nanti ia masih harus memimpin temannya dalam final Futsal.

Bersambung...

0 komentar:

Posting Komentar