PERILAKU KONSUMEN DALAM
PENGGUNAAN KARTU KREDIT DI
WILAYAH DKI JAKARTA
Risna Sulistyawaty
ABSTRAK
Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui sejauh mana jenis penggunaan kartu kredit
dapat memprediksi
pengelompokkan konsumen ke dalam kelompok pengguna dan
kelompok bukan
pengguna kartu kredit selain itu faktor-faktor apa saja yang menjadi
motivasi konsumen
untuk menggunakan dan tidak menggunakan kartu kredit. Metode
penelitian yang
digunakan adalah dengan menggunakan data primer, data primer ini
diperoleh dengan
melalui penyebaran kuesioner dan alat analisis yang digunakan
adalah analisis
faktor dengan metode KMO dan Bertlett’s Test dan Anti-Image
Correlation. Dari
penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa ada tiga
kelompok pemakai
kartu kredit yaitu kelompok pemakai jarang, kelompok pemakai
sedang dan kelompok
pemakai sering dan kesimpulan berikutnya ada dua faktor yang
mempengaruhi pengguna
kartu kredit yaitu faktor keunggulan dan faktor kemudahan
dan hanya satu faktor
yang mempengaruhi bukan pengguna kartu kredit yaitu faktor
tidak butuh.
Kata kunci : Kartu
Kredit, Cluster Pemakai Kartu Kredit, Faktor-faktor yang
Memotivasi.
PENDAHULUAN
Latar
Belakang Masalah
Di jaman era
globalisasi ini untuk melakukan transaksi, dapat digunakan berbagai
sarana pembayaran,
mulai dari cara yang paling tradisional, sampai dengan cara yang
paling modern
sekalipun. Sejalan dengan perkembangan jaman ditemukan cara yang
paling efisien dan
efektif untuk melakukan transaksi pembayaran yaitu dengan
menggunakan kartu
plastik atau lebih dikenal dengan kartu kredit yang mampu
menggantikan fungsi
uang sebagai alat pembayaran. Kartu kredit ini dapat pula
digunakan untuk
berbagai keperluan yang berfungsi sebagai alat pembayaran tunai.
Penggunaan kartu
kredit dirasakan lebih aman dan praktis untuk segala keperluan,
seperti untuk
keperluan uang tunai dalam bepergian, bahkan dewasa ini kartu kredit
sudah dapat digunakan
untuk segala bentuk pembayaran secara internasional.
Pelopor pengembangan
kartu kredit di Indonesia dilakukan oleh Citibank dan
Bank Duta. Dewasa ini
jenis kartu kredit yang beredar adalah Master Card, Visa Card,
Visa
BCA, Dinner Club, Amex Card dan kartu-kartu kredit
lainnya. Khusus untuk
Dinner
Club merupakan kartu
kredit yang bukan dikeluarkan oleh bank, akan
tetapi
oleh lembaga
pembiayaan seperti PT. Dinner Jaya Indonesia.
Perumusan
Masalah
Kehidupan di
kota-kota besar yang penuh kesibukan membuat orang cenderung
menginginkan yang
serba cepat, mudah dan praktis termasuk untuk kegiatan yang
bersifat konsumtif.
Fenomena ini oleh pihak bank selaku penerbit kartu kredit dijadikan
acuan untuk
menawarkan kepraktisan dan keamanan dalam berbelanja. Adanya kartu
kredit ini bagi
sebagian orang benar-benar mendukung gaya hidup yang dianutnya,
sehingga mereka
memanfaatkan pada hampir semua transaksi pembelian barang atau
jasa. Sebagian
lainnya walaupun memakai kartu kredit, hanya memanfaatkan sekali-kali
saja, namun masih ada
pula orang yang tetap menganut gaya hidup tradisional yang
lebih senang membayar
tunai untuk segala sesuatu yang dibelinya.
Tujuan
Penelitian
Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui sejauh mana jenis penggunaan kartu kredit
dapat memprediksi
cluster konsumen ke dalam kelompok pengguna kartu kredit dan
kelompok bukan
pengguna kartu kredit dan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja
yang menjadi motivasi
responden untuk menggunakan kartu kredit dan tidak
menggunakan kartu
kredit.
Manfaat
Penelitian
Manfaat dari penelitian
ini diharapkan bisa dianggap sebagai pembuktian empiris model
alternatif untuk
memprediksi cluster konsumen ke dalam kelompok pemakai kartu
kredit dan bukan
pemakai kartu kredit dalam kaitannya dengan gaya hidup seseorang
terhadap kartu
kredit, hasil penelitian ini dapat diharapkan akan memberikan jawaban
tentang pemanfaatan
kartu kredit dari masing-masing kelompok pemakai kartu kredit
dan hasil studi
tentang kartu kredit ini diharapkan akan memberikan jawaban terhadap
kebutuhan akan studi
tentang kartu kredit yang semakin dirasakan kepentingannya
dalam era
globalisasi.
TINJAUAN
PUSTAKA
Tujuan utama pemasar
adalah melayani dan memuaskan kebutuhan dan keinginan
konsumen. Oleh karena
itu, pemasar perlu memahami bagaimana perilaku konsumen
dalam usaha memuaskan
kebutuhan dan keinginannya. Menurut Engel et.al. (2001),
menyatakan bahwa
perilaku konsumen adalah tindakan langsung untuk mendapatkan
konsumsi, dan
menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang
mendahului dan
mengikuti tindakan ini. Kotler dan Amstrong (2003), mengemukan
bahwa perilaku
konsumen adalah perilaku pembelian konsumen akhir, baik individu
maupun rumah tangga
yang membeli produk untuk konsumsi personal. Sementara itu,
Mowen et.al. (2001),
mengemukan bahwa perilaku konsumen adalah studi tentang unit
pembelian dan proses
pertukaran yang melibatkan perolehan, konsumsi dan
pembuangan barang dan
jasa, pengalaman serta ide-ide.
3
Definisi terakhir
sangat sederhana tetapi mengandung sejumlah konsep penting.
Pertama, proses
pertukaran dimana segala sumber daya ditransfer diantara kedua belah
pihak antar konsumen
dengan perusahaan yang melibatkan serangkaian langkahlangkah,
dimulai dari tahap
perolehan atau akuisisi, lalu ke tahap konsumsi, dan
berakhir dengan tahap
disposisi produk atau jasa. Kedua, unit pembelian, hal ini
dikarenakan pembelian
dilakukan oleh kelompok ataupun individu, dimana keputusan
pembelian dilakukan
oleh individu atau sekelompok orang.
Berdasarkan
pengertian-pengertian
di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku
konsumen berkaitan
erat dengan proses pengambilan keputusan untuk menggunakan
barang atau jasa
untuk memuaskan kebutuhannya. Dalam ilmu ekonomi dikatakan
bahwa manusia adalah
makhluk ekonomi yang selalu berusaha memaksimalkan
kepuasannya dan
selalu bertindak rasional.
Para konsumen akan
berusaha memaksimalkan kepuasannya selama kemampuan
finansialnya
memungkinkan. Mereka memiliki pengetahuan tentang alternatif produk
yang dapat memuaskan
kebutuhan mereka. Selama utilitas marjinal yang diperoleh dari
pembelian produk
masih lebih besar atau sama dengan biaya yang dikorbankan,
konsumen cenderung
akan membeli produk.
Pada hakikatnya
kebutuhan konsumen akan mengalami perubahan dalam
hidupnya sejalan
dengan perubahan sosial, ekonomi dan budaya yang terjadi pada
lingkungan dimana
mereka hidup. Perubahan tersebut akan mempengaruhi perilaku
konsumen, yaitu dalam
mengambil keputusan pembelian atau penggunaan suatu produk
barang dan jasa.
Zeithaml dan Bitner
(2000), berpendapat bahwa tahapan-tahapan yang dilakukan
konsumen dalam
pengambilan keputusan dan mengevaluasi jasa yang ditawarkan dapat
dibagi menjadi empat
sebagai berikut : pencarian sumber-sumber informasi, penilaian
berbagai alternatif
jasa, pembelian dan penggunaan, dan evaluasi pasca pembelian.
Berdasarkan model
perilaku konsumen yang berhubungan dengan pengambilan
keputusan, penggunaan
atau pembelian suatu produk jasa, dalam hal ini kartu kredit,
maka setiap bank harus
mengetahui tentang kebutuhan dan karakteristik nasabah
(karakteristik
individu) yang mendasar yang sangat diperlukan untuk pelaksanaan suatu
program kinerja
bauran pemasaran jasa.
Karakteristik
individu merupakan suatu proses psikologis yang mempengaruhi
individu dalam
memperoleh, mengkonsumsi serta menerima barang dan jasa serta
pengalaman.
Karakteristik individu terdiri dari : sumber daya konsumen; motivasi;
keterlibatan;
pengetahuan; sikap; kepribadian; nilai dan gaya hidup. Karena dengan
memahami gaya hidup
konsumen akan sangat bermanfaat bagi pemasar. Terdapat
empat manfaat yang
dapat diperoleh pemasar dari pemahaman terhadap gaya hidup
konsumen. Pertama,
pemasar dapat menggunakan gaya hidup konsumen untuk
melakukan segmentasi
dan memposisikan produk di pasar sasaran. Kedua, pemahaman
gaya hidup konsumen
juga akan membantu dalam memposisikan produk di pasar
dengan menggunakan
iklan. Ketiga, jika gaya hidup telah diketahui, maka pemasar
dapat menempatkan
iklan produknya pada media yang paling cocok. Keempat,
mengetahui gaya hidup
konsumen berarti pemasar dapat mengembangkan produk sesuai
dengan tuntutan gaya
hidup mereka.
Kotler (1988),
mengatakan bahwa gaya hidup merupakan pola hidup seseorang di
dalam dunia yang
diekspresikan dalam aktivitas, minat dan pendapat orang tersebut.
Gaya hidup
menggambarkan kehidupan manusia secara keseluruhan yang berinteraksi
dengan lingkungannya.
Gaya hidup merefleksikan sesuatu yang melebihi kelas sosial
4
maupun kepribadian
seseorang. Gaya hidup digunakan untuk segmentasi pasar karena
gaya hidup
menggambarkan secara luas kehidupan sehari-hari konsumen. Menurut
Plummer (1974),
segmentasi pasar berdasarkan gaya hidup berorientasi pada konsumen
dan bukan
berorientasi pada produk. Oleh kaena itu segmentasi pasar berdasarkan
gaya
hidup dapat
mengelompokkan konsumen ke dalam berbagai jenis gaya hidup yang unik
berdasarkan
aktivitas, minat dan pendapat konsumen.
Pola konsumsi dengan
menggunakan kartu kredit terlihat ada kaitannya dengan
kelas sosial, tingkat
penghasilan dan gaya hidup seseorang. Penelitian yang dilakukan
oleh Slocum dan
Matthews (1970), di Amerika Serikat menunjukkan bahwa orangorang
dari kelas sosial
yang lebih rendah cenderung memakai kartu kredit untuk tujuan
angsuran sedang
orang-orang dari kelas sosial yang lebih tinggi untuk tujuan
kemudahan. Selain
itu, hasil penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa semua
pemakai kartu kredit
secara umum mempunyai sikap positif terhadap kredit. Namun
demikian pemakai
dengan tujuan angsuran cenderung menggunakan kartu kredit lebih
sering ketimbang
pemakai dengan tujuan kemudahan.
Menurut Ingene dan
Levy (1982), ada tiga alasan mengapa seseorang memilih
untuk memakai kartu
kredit daripada membayar tunai. Pertama, karena konsumen
membutuhkan kredit
untuk mampu membeli barang atau jasa yang diinginkan. Kedua,
konsumen ingin
memanfaatkan kenyamanan untuk tidak perlu membawa-bawa uang
tunai. Ketiga,
konsumen merupakan orang yang sangat perhitungan dan memahami
keuntungan yang
diperoleh dari membeli sekarang dan membayar kemudian.
METODE
PENELITIAN
Dalam penelitian ini
menggunakan metode kajian lapangan (field studies) yaitu suatu
kajian ilmiah Non
Eksperimental yang secara sistematis mempelajari hubungan atau
korelasi dan menguji
hipotesis, serta dilakukan dalam situasi kehidupan nyata
(Kerlinger, 1986).
Selain itu peneliti menggunakan data gabungan yaitu : data primer
dengan menyebarkan
kuesioner kepada konsumen dan data sekunder yang didapat dari
beberapa buku,
penelitian sebelumnya, dan dari internet.
Perilaku pemegang
kartu kredit dan bukan pemegang kartu kredit adalah skor
yang diperoleh dari
penelitian melalui kuesioner tentang perilaku konsumen dengan
dimensi motivasi yang
mendorong konsumen menggunakan kartu kreditnya di wilayah
DKI Jakarta. Untuk
pengguna kartu kredit dilihat dari indikator yaitu : praktis dan
aman, cadangan uang,
fasilitas dan kemudahan, diskon khusus, beli sekarang dan
membayar kemudian dan
reward. Untuk bukan pengguna kartu kredit dapat dilihat dari
indikator yaitu :
belum perlu akan kartu kredit, belum tertarik akan kartu kredit dan
tidak menyukai segala
bentuk kredit.
Dalam melakukan
penelitian ini sampel yang diambil dari populasi menggunakan
judgment
sampling, yaitu suatu
prosedur dimana peneliti menggunakan segala upaya
dalam memilih sampel
yang dirasa cocok dalam penelitiannya.
Prosedur dan tehnik
pengambilan digunakan judgment sampling sebanyak 100
responden yang
mempunyai dan tidak mempunyai kartu kredit di 3 wilayah DKI
Jakarta. Pengumpulan
data dilakukan dengan survey langsung terhadap responden
melalui pemberian
kuesioner. Bentuk jawaban atau tanggapan biasa digunakan dalam
kuesioner adalah
bentuk format likert yang didesain agar memungkinkan konsumen
untuk menjawab
pertanyaan dengan variasi derajat tertentu. Jawaban setiap item
5
instrumen yang
menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari jawaban negatif
(dengan angka rendah)
sampai dengan jawaban positif (angka besar) yang ditunjuk
dengan skor / nilai
tertentu.
Setelah data yang
dibutuhkan telah didapat, maka melakukan pengolahan data.
Dalam penelitian ini
ada 3 (tiga) cara yang dipakai untuk menganalisis data yaitu :
pertama, uji
reliabilitas; untuk mengetahui apakah alat pengumpulan data pada
dasarnya
menunjukkan tingkat
ketepatan, keakuratan, kestabilan atau konsistensi alat tersebut
dalam mengungkapkan
gejala tertentu dari sekelompk individu, walaupun dilakukan
pada waktu yang
berbeda. Dalam penelitian ini teknik realibilitas yang digunakan
adalah Alpha
Cronnbach dengan rumus yang telah disederhanakan sebagai berikut :
α
= k r
1 + ( k – 1 ) r
Keterangan :
k = jumlah butir
r = korelasi
rata-rata antar butir
Kedua, uji validitas
; untuk mengetahui apakah alat ukur yang telah disusun benar-benar
mengukur apa yang
perlu diukur. Uji validitas berguna untuk menentukan seberapa
cermat suatu alat
melakukan fungsi ukurannya. Dalam penelitian ini uji validitas
dilakukan dengan
mengkorelasikan masing-masing pertanyaan dengan jumlah skor
untuk masing-masing
variabel. Angka korelasi yang diperoleh secara statistic harus
dibandingkan dengan
angka kritik tabel korelasi nilai r (product moment). Bila r
hitung
> r tabel berarti
data tersebut valid dan layak digunakan dalam pengujian hipotesis
penelitian. Dan
sebaliknya bila r hitung < r tabel berarti data tersebut tidak valid
dan
tidak akan
diikutsertakan dalam pengujian hipotesis penelitian. Ketiga, uji
analisis
faktor ; untuk
menentukan faktor-faktor yang memotivasi pemegang kartu kredit
menggunakan kartu
kreditnya dan bukan pemegang kartu kredit perlu dilakukan analisis
faktor terhadap
variabel-variabelnya. Dalam hal ini analisis faktor juga relevan sebagai
validitas konstruk
yang menguji validitas skala secara keseluruhan (Anastasi, 1990).
Analisis faktor
merupakan tehnik statistik yang dipakai untuk mengurangi jumlah
variabel yang banyak
menjadi seperangkat variabel yang lebih sedikit atau untuk
memahami pola antar
hubungan di antara variabel-variabel yang diamati (Tabachnick &
Fidell, 1983).
Secara umum model
analisis faktor dapat dirumuskan sebagai berikut :
Xi =
Ai1 F1 + Ai2 F2 + …….. + Aik Fk + Ui
Dimana :
F = Common Faktor
merupakan faktor yang dimiliki secara bersama oleh
beberapa variabel.
U = Unique Faktor
merupakan faktor yang dimiliki oleh suatu variabel yang tidak
dapat dijelaskan oleh
Common Faktor.
A = Konstanta yang
dipakai untuk menggabungkan faktor-faktor K.
Faktor-faktor diduga
dari variabel-variabel yang dapat diamati dan dapat diestimasi
gabungan linier dari
variabel-variabel yang dapat dijelaskan pada rumus berikut :
Fj =
Wji Xi = Wji X1 + Wji X2 + ……. + Wjp Xp
Dimana : Wj merupakan
koefisien skor-skor faktor yang diketahui dan p merupakan
jumlah variabel.
Proses analisis
faktor mencoba menemukan hubungan (interrelationship) antar
sejumlah
variabel-variabel
yang saling independent satu dengan yang lain, sehingga dapat
dibuat
satu atau beberapa
kumpulan variabel yang lebih sedikit dari jumlah variabel awal. Pada
6
dasarnya tujuan
analisis faktor adalah Data Summarization yaitu mengidentifikasi
adanya hubungan antar
variabel dengan melakukan uji korelasi antar variabel. Besar
korelasi parsial
diberikan lewat pilihan Anti-Image Correlation. Pengujian seluruh
matrik korelasi
(korelasi antar variabel) diukur dengan besaran Bartlett Test Of
Sphericity
atau Measure
Sampling Adequacy (MSA).
HASIL
DAN PEMBAHASAN
Data yang diperoleh
melalui penelitian dari 100 sampel adalah terdapat 50 orang
pemakai dan 50 orang
bukan pemakai kartu kredit dengan berbagai latar belakang yang
berbeda. Untuk
pemakai kartu kredit dapat diketahui cluster atau kelompok pemakai
kartu kredit yang
terdiri
dari kelompok pemakai jarang (1-3 kali), kelompok pemakai
sedang (4-6 kali) dan
kelompok pemakai sering (> 6 kali) yang dapat dilihat pada tabel
berikut ini :
Tabel 1 Cluster
Pemakai Kartu Kredit
Pemakai
Jarang
(1-3
kali)
|
Pemakai
Sedang
(4-6
kali)
|
Pemakai
Sering
(> 6
kali
|
|
%
|
%
|
%
|
|
Usia
|
|||
25-32
tahun
33-40
tahun
41-48
tahun
49-56
tahun
>56
tahun
|
28
24
6
0
2
|
10
6
4
6
2
|
6
4
2
0
0
|
Pendidikan
|
|||
SD/SMP
SMA
Diploma
S1
S2/S3
|
0
6
38
36
10
|
0
2
6
18
2
|
2
2
6
2
0
|
Pengeluaran
RT
|
|||
Rp 2 jt
≤ x ≤
Rp 3jt
Rp 3 jt
≤ x ≤
Rp 4,5
jt
Rp 4,5
jt ≤ x
≤ Rp 6
jt
Rp 6 jt
≤ x
≤Rp 8
jt
Rp 8 jt
≤ x ≤
Rp 10
jt
> Rp
10 jt
|
38
14
4
2
2
0
|
6
8
10
2
2
0
|
2
8
0
0
0
2
|
Jabatan
|
|||
Direksi/GM
Manajer
Staff/SPV
Lainnya
|
2
0
48
10
|
2
8
18
0
|
2
0
8
2
|
Sumber
: Data yang diolah
Pada tabel 1 dapat
diketahui distribusi subyek berdasarkan usia, tingkat
pendidikan, jumlah
pengeluaran rumah tangga, dan jabatan. Dari tabel diatas dapat
disimpulkan bahwa
untuk kelompok usia 25-32 tahun menghasilkan presentase yang
paling banyak dari
masing-masing kelompok pemakai kartu kredit, yaitu pemakai sering
sebanyak 6%, pemakai
sedang 10% dan pemakai jarang 28%.
Kelompok pemakai
berdasarkan pendidikan yang paling dominan adalah
pendidikan sarjana
(S1) untuk pemakai jarang sebanyak 36% dan pemakai sedang
sebanyak 18%
sedangkan pendidikan diploma yang paling dominan untuk pemakai
sering sebanyak 6%.
Kelompok yang dominan
dalam pengeluaran rumah tangga adalah pemakai jarang
sebanyak 38% dengan
pengeluaran rumah tangga Rp 2.000.001–Rp 3.000.000. Pemakai
sedang sebanyak 10%
dengan pengeluaran rumah tangga sebesar Rp 4.500.001–Rp
6.000.000 dan untuk
kelompok pemakai sering sebanyak 8% dengan pengeluaran rumah
tangga Rp 3.000.001–Rp
4.500.000.
Jabatan Staff/SPV
memiliki presentase yang paling banyak untuk semua
kelompok pemakai
kartu kredit dibandingkan jabatan lainnya. Untuk pemakai jarang
sebanyak 48%, pemakai
sedang sebanyak 18% dan pemakai sering 8%.
Sedangkan untuk
faktor-faktor yang memotivasi pengguna kartu kredit untuk
menggunakan kartu
kreditnya terdiri dari 2 faktor yaitu : faktor keunggulan yang
berisikan variabel
praktis, diskon khusus dan reward. Serta faktor kemudahan yang
berisikan variabel
cadangan uang, fasilitas dan kemudahan, beli sekarang dan
membayar kemudian.
Untuk lebih jelasnya dapat dibuat sebuah model alternatif untuk
memprediksi
pengelompokkan konsumen dalam kaitannya dengan perilaku pemegang
kartu kredit dalam
menggunakan kartu kreditnya yaitu sebagai berikut :
Gambar 1 Model
Prediksi Pengguna
Kartu Kredit
1. Praktis
2. Diskon
Khusus
3. Reward
Keunggulan
Faktor-faktor
yang
memotivasi
pemegang
kartu kredit
menggunakan
kartu kreditnya
Kemudahan
1. Cadangan
Uang
2. Fasilitas
dan
kemudahan
3. Beli
sekarang
bayar kemudian
Faktor-faktor yang
memotivasi bukan pengguna kartu kredit untuk tidak
menggunakan kartu
kredit terdiri dari 1 faktor yaitu faktor tidak butuh yang berisi
variabel belum perlu
akan kartu kredit, belum tertarik akan kartu kredit dan tidak suka
akan bentuk kredit.
Untuk lebih jelasnya dapat dibuat sebuah model alternatif untuk
memprediksi
pengelompokkan konsumen dalam kaitannya dengan perilaku bukan
pemegang kartu kredit
dalam kehidupannya yaitu sebagai berikut :
Gambar 2 Model
Prediksi Bukan Pengguna Kartu Kredit
KESIMPULAN
DAN SARAN
Terdapat tiga
kelompok pemakai kartu kredit antara lain kelompok pemakai jarang (1-3
kali), kelompok
pemakai sedang (4-6 kali) dan kelompok pemakai sering (lebih dari 6
kali). Dari
masing-masing kelompok pemakai kartu kredit, dapat diketahui bahwa
semakin tinggi
pendidikan, jabatan dan pengeluaran rumah tangga seseorang maka
semakin tinggi
frekuensi pemakaian kartu kreditnya.
Selain itu dapat
dilihat faktor-faktor yang mempengaruhi atau memotivasi perilaku
pemegang kartu kredit
untuk menggunakan kartu kreditnya. Faktor-faktor tersebut yaitu
faktor keunggulan dan
faktor kemudahan. Serta dapat dilihat juga faktor-faktor yang
mempengaruhi atau
memotivasi perilaku konsumen dalam tidak menggunakan atau
tidak memiliki kartu
kredit.
Untuk bukan pengguna kartu kredit hanya ada satu faktor
yaitu faktor tidak
butuh.
Hal ini menunjukkan
bahwa faktor-faktor yang telah terbentuk bisa dikatakan
dengan gaya hidup
masing-masing kelompok. Ada yang menggunakan kartu kredit
untuk mempermudah
hidupnya dan sesuai dengan gaya hidupnya dan ada pula yang
tidak menggunakan
kartu kredit itu sesuai dengan gaya hidupnya. Karena gaya hidup
individu itu berbeda
dengan individu yang lainnya.
Adapun saran yang
diberikan yaitu untuk pihak bank penerbit kartu kredit agar
lebih peka terhadap
karakteristik individu dari nasabahnya dan lebih meningkatkan
pelayanannya dalam
melayani tingkat kepentingan nasabah. Untuk penelitian
berikutnya jumlah
sampel lebih diperbanyak lagi karena jumlah pemakai kartu kredit
Faktor-faktor
yang
memotivasi
konsumen
untuk tidak
mempunyai
kartu kredit
Tidak Butuh
1. Belum
perlu akan kartu
kredit
2. Belum
tertarik akan
kartu kredit
3. Tidak
suka akan kartu
kredit
akan terus meningkat
dan untuk meneliti masalah tentang jumlah tagihan kartu kredit
yang melebihi batas
maximum yang diberikan oleh bank serta bagaimana cara
menanggulanginya dan
sanksi hukum apa yang akan diberikan. Serta meneliti tentang
kejahatan-kejahatan
yang timbul akibat adanya kartu kredit dan bagaimana cara
mengatasinya.
DAFTAR
PUSTAKA
Cakravorti, Sujit,
(2003), “Theory Of Credit Card Networks : A Survey Of The
Literature”, Journal
of economics, vol.2 no.2 hal 50-68
Eka, Ni Putu dan
Jubaedah, (2007), “Analisis Pemegang Kartu Kredit di DKI
Jakarta”, Laporan
penelitian, Universitas Pembangunan Nasional, Jakarta.
Gunawan, Aries Indra,
(2005), “Pengaruh Karakteristik Pemegang Kartu dan Fitur
Layanan Terhadap
Transaksi Kartu Kredit”, Tesis, Universitas Gunadarma,
Jakarta.
Hayashi, Yuka,
(2006), “In Japan, Bank and Consumers Turn to Plastic ; Lender Seek
New Growth Areas As
Traditional Business Declines ; Swapping Cash for Credit
Cards”; Wall Street
Journal, Eastern edition, New York
Hurriyati, Ratih,
(2008), “Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen”, edisi 2, CV.
Alfabeta, Bandung.
Kasmir, (2002),
“Dasar-dasar
Perbankan”, PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta.
Pawitra, Teddy,
(2002), “Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran”, edisi 2,
PT. Remaja
Rosdakarya, Bandung.
Pinto, Marybeth and
Marry Jo Bitner, (2008), “Consumer Vulnerability and Credit
Card Knowledge Among
Developmetally Disable Citizens”, Journal of Consumer
Affairs, Vol 42,
edisi 3, hal 425-439
Rizqasari, Indriati,
(2005), “Pengaruh Karakteristik Individu Terhadap Persepsi dan
Tingkat Pengguna
Kartu Kredit Pada Karyawan Bank”, Tesis, Universitas
Gunadarma, Jakarta.
Sarwono, Jonathan,
(2005), “Teori dan Praktik Riset Pemasaran dengan SPSS”, CV.
Andi Offset,
Yogyakarta.
Simamora, Bilson,
(2004), “Riset Pemasaran ; Falsafah, Teori dan Aplikasi”, PT.
Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta.
Sujarweni, V.
Wiratna, (2008), “Belajar Mudah SPSS Untuk Penelitian”, PT. Global
Media Informasi,
Yogyakarta.
Riview Jurnal
Tema : Perilaku Konsumen
ANALISIS PERILAKU
KONSUMEN DALAM PENGGUNAAN KARTU KREDIT DI
WILAYAH DKI JAKARTA
Risna Sulistyawaty
LATAR BELAKANG
PENILITIAN
Di
jaman era globalisasi ini untuk melakukan transaksi, dapat digunakan
berbagai
sarana
pembayaran, mulai dari cara yang paling tradisional, sampai dengan
cara yang
paling
modern sekalipun. Sejalan dengan perkembangan jaman ditemukan cara
yang
paling
efisien dan efektif untuk melakukan transaksi pembayaran yaitu dengan
menggunakan
kartu plastik atau lebih dikenal dengan kartu kredit yang mampu
menggantikan
fungsi uang sebagai alat pembayaran. Kartu kredit ini dapat pula
digunakan
untuk berbagai keperluan yang berfungsi sebagai alat pembayaran
tunai.
Penggunaan
kartu kredit dirasakan lebih aman dan praktis untuk segala keperluan,
seperti
untuk keperluan uang tunai dalam bepergian, bahkan dewasa ini kartu
kredit
sudah
dapat digunakan untuk segala bentuk pembayaran secara internasional.
Pelopor
pengembangan kartu kredit di Indonesia dilakukan oleh Citibank dan
Bank
Duta. Dewasa ini jenis kartu kredit yang beredar adalah Master
Card,
Visa
Card,
Visa
BCA, Dinner Club, Amex Card dan
kartu-kartu kredit lainnya. Khusus untuk
RUMUSAN
MASALAH
Kehidupan
di kota-kota besar yang penuh kesibukan membuat orang cenderung
menginginkan
yang serba cepat, mudah dan praktis termasuk untuk kegiatan yang
bersifat
konsumtif. Fenomena ini oleh pihak bank selaku penerbit kartu kredit
dijadikan
acuan
untuk menawarkan kepraktisan dan keamanan dalam berbelanja. Adanya
kartu
kredit
ini bagi sebagian orang benar-benar mendukung gaya hidup yang
dianutnya,
sehingga
mereka memanfaatkan pada hampir semua transaksi pembelian barang atau
jasa.
TUJUAN PENELITIAN
Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana jenis penggunaan kartu
kredit
dapat
memprediksi pengelompokkan konsumen ke dalam kelompok pengguna dan
kelompok
bukan pengguna kartu kredit selain itu faktor-faktor apa saja yang
menjadi
motivasi
konsumen untuk menggunakan dan tidak menggunakan kartu kredit.
METODOLOGI PENELITIAN
Metode Penelitian
Dalam
penelitian ini menggunakan metode kajian lapangan (field
studies)
yaitu suatu
kajian
ilmiah Non
Eksperimental yang
secara sistematis mempelajari hubungan atau
korelasi
dan menguji hipotesis, serta dilakukan dalam situasi kehidupan nyata
(Kerlinger,
1986).
Jenis dan Sumber Data
Penelitian
peneliti
menggunakan data gabungan yaitu : data primer
dengan
menyebarkan kuesioner kepada konsumen dan data sekunder yang didapat
dari
beberapa
buku, penelitian sebelumnya, dan dari internet.
ANALISIS DATA
1. uji reliabilitas;
untuk mengetahui apakah alat pengumpulan data pada dasarnya
menunjukkan
tingkat ketepatan, keakuratan, kestabilan atau konsistensi alat
tersebut
dalam
mengungkapkan gejala tertentu dari sekelompk individu, walaupun
dilakukan
pada
waktu yang berbeda. Dalam penelitian ini teknik realibilitas yang
digunakan
adalah
Alpha Cronnbach
2. uji
validitas ; untuk mengetahui apakah alat ukur yang telah disusun
benar-benar
mengukur
apa yang perlu diukur. Uji validitas berguna untuk menentukan
seberapa
cermat
suatu alat melakukan fungsi ukurannya. Dalam penelitian ini uji
validitas
dilakukan
dengan mengkorelasikan masing-masing pertanyaan dengan jumlah skor
untuk
masing-masing variabel. Angka korelasi yang diperoleh secara
statistic harus
dibandingkan
dengan angka kritik tabel korelasi nilai r (product
moment).
Bila r hitung
>
r tabel berarti data
tersebut valid dan layak digunakan dalam pengujian hipotesis
penelitian.
Dan sebaliknya bila r hitung < r tabel berarti data tersebut tidak
valid dan
tidak
akan diikutsertakan dalam pengujian hipotesis penelitian
3. uji
analisis
faktor
; untuk menentukan faktor-faktor yang memotivasi pemegang kartu
kredit
menggunakan
kartu kreditnya dan bukan pemegang kartu kredit perlu dilakukan
analisis
faktor
terhadap variabel-variabelnya. Dalam hal ini analisis faktor juga
relevan sebagai
validitas
konstruk yang menguji validitas skala secara keseluruhan (Anastasi,
1990).
Analisis
faktor merupakan tehnik statistik yang dipakai untuk mengurangi
jumlah
variabel
yang banyak menjadi seperangkat variabel yang lebih sedikit atau
untuk
memahami
pola antar hubungan di antara variabel-variabel yang diamati.
KESIMPULAN
DAN SARAN
Terdapat
tiga kelompok pemakai kartu kredit antara lain kelompok pemakai
jarang (1-3
kali),
kelompok pemakai sedang (4-6 kali) dan kelompok pemakai sering (lebih
dari 6
kali).
Dari masing-masing kelompok pemakai kartu kredit, dapat diketahui
bahwa
semakin
tinggi pendidikan, jabatan dan pengeluaran rumah tangga seseorang
maka
semakin
tinggi frekuensi pemakaian kartu kreditnya.
Selain
itu dapat dilihat faktor-faktor yang mempengaruhi atau memotivasi
perilaku
pemegang
kartu kredit untuk menggunakan kartu kreditnya. Faktor-faktor
tersebut yaitu
faktor
keunggulan dan faktor kemudahan.
Hal
ini menunjukkan bahwa faktor-faktor yang telah terbentuk bisa
dikatakan
dengan
gaya hidup masing-masing kelompok. Karena
gaya hidup individu
itu berbeda dengan individu yang lainnya.
http://taufikdarmawan99.blogspot.com/2012/12/jurnal-perilaku-konsumen-dan-review.html
0 komentar:
Posting Komentar