Mengenai Saya

Foto saya
Aktif, Imajinatif, simple, jujur, namun sulit percaya dengan orang lain. saya humble untuk orang orang yg sudah mengenal saya. sedikit sulit bergaul dengan lingkungan baru. saya selalu percaya Tuhan selalu menyediakan apa yang saya butuhkan Tepat Pada Waktunya. meskipun hidup ini kejam, tapi roda kehidupan selalu berputar.

Proses Pendewasaan?

     Saya tidak pernah mengerti apa itu dewasa. Banyak orang bilang dewasa itu pilihan, sementara Tua itu kepastian. Lalu saya bertanya tanya seperti apa itu dewasa, dan bagaimana prosesnya. Bagaimana jadinya jika seseorang menjadi tua namun tak kunjung dewasa? Pada kenyataannya banyak orang yang semakin tua namun tingkah nya semakin ke kanak-kanakan.
     Kurang lebih tiga tahun lalu saya mengenal baik seorang wanita. Dengan pengetahuan terbatas tentang sayang dan cinta, saya menjalin hubungan yang kami sebut pacaran. Saat itu dia masih SMA sementara saya baru lulus dari bangku SMA. Kami menjalin hubungan jarak jauh karena saya harus menempuh pendidikan diluar kota. yaa, meskipun jarak kami bisa ditempuh dalam waktu kurang lebih dua jam, tapi perbedaan waktu aktivitas kami menjadi faktor sulitnya kami bertemu.
     Kami mengenal sudah cukup lama, mungkin sekitar tiga tahun sebelum pacaran kami sudah mengenal cukup baik. bahkan sebenarnya sekitar 2 tahun sebelumnya kami sempat berpacaran meskipun hanya sebentar dan hanya mengatakan kata pacar melalui SMS dan telpon. Tapi diluar itu kami sudah sangat dekat. Meskipun saya dan dia sama-sama punya pacar, tapi komunikasi kami tetap berjalan baik selama dua tahun itu sampai akhirnya kami kembali bersama.
     Saya tidak terlalu tau seperti apa dia, dan bagaimana wujudnya setelah begitu lama tidak bertemu. Pertemuan pertama kami setelah sekian lama akhirnya terjadi di Gereja. Saat itu bertepatan dengan momen Valentine, dan saya memang sengaja mengajak dia bertemu untuk merayakan valentine. tapi mungkin karena sudah begitu lama tidak bertemu dan ada rasa canggung. Dia mengajak temannya untuk menemani.
     Saat saat di gereja itu rasanya akan menjadi salah satu momen yang tidak akan pernah saya lupakan. Meskipun perjumpaan itu hanya biasa-biasa saja, tapi sikap dan rasa malu-malu antara kami sungguh lucu saat saya ingat-ingat. Tidak lama kami duduk bertiga di dua bangku yang saling berhadapan, adiknya datang untuk menjemput. Terasa sekali saat itu Angel belum mau pulang. Dia menatap tajam dan membuat saya salah tingkah. Adiknya tiba dihadapan saya dengan membawa Bola basket. Nah, ternyata adiknya ingin main basket dulu sebelum pulang. Rasanya senang sekali waktu tau kalau adiknya tidak ingin langsung pulang. Kebetulan juga saya bisa main basket dan dia tau kalau saya pasti mau kalau di ajak main. ini jadi kesempatan saya untuk sedikit pamer dan membuat dia senang. Saya main bersama adiknya sementara dia hanya melihat di pinggir lapangan.
     Sambil bermain dengan adiknya saya menyempatkan untuk terus menjaga perhatian saya untuk angel, sampai akhirnya kedua orang tua angel datang juga kegereja itu untuk menyelesaikan keperluan mereka. saya sempat deg degan karna takut ketahuan kalau ternyata saya adalah pacarnya Angel. dia saat itu belum boleh pacaran, kami manjalin hubungan secara diam diam, meskipun adiknya tau. orang tua angel hanya sebentar di gereja kemudian berpesan agar mereka segera pulang. tak kuasa membantah, akhirnya angel pulang juga.
    karena saat itu saya baru pertama kali ke daerah itu, saya di antar hingga jalan utama supaya lebih mudah mencari jalan kembali ke depok. rasanya belum ingin pulang, tapi ya mau gimana lagi. kami tidak ingin hubungan kami terganggu karena hal ini. Setelah hari itu, kami lebih sering bertemu dan saya beberapa kali menjemput ke sekolahnya. sempat beberapa kali saat pulang lebih awal saya mengajak dia ke depok. awalnya saat pertama kali ke depok semua berjalan biasa saja. layaknya orang pacaran kami bercanda dan menikmati kebersamaan secara baik dan sehat. tapi karna memamg suasana di kostan (depok) saya yang begitu tenang, lama kelamaan hubungan kami jadi tidak sehat. disinilah dimulai sebuah proses pembelajaran menuju kedewasaan yang sebenarnya saat itu tidak saya sadari.
    Saat itu saya bersikap seperti orang yang tidak pernah mengenal Tuhan dan bahkan seperti mengabaikan dosa. pikiran saya sadar bahwa apa yang saya lakukan tidak sepantasnya dilakukan, tapi saat itu seperti nurani yang sudah mati, hanya nafsu yang mengendalikan pikiran saya. semua ego yang tidak terkontrol lepas seperti binatang buas. Dia mencoba melarang semampunya, tapi saya yang sudah kehilangan dengan akal sehat tidak mau mendengarkan dan hanya mengikuti ego sebagai seorang laki laki. Engel wanita baik, rajin pelayanan dan takut akan Tuhan. tapi saat itu dia pun tidak berdaya mengontrol diri sehingga kami masuk dalam dosa yang begitu hina.
       Dihari pertama setelah kejadian itu, Angel begitu sedih, marah, dan kecewa. dia menyalahkan saya dengan apa yang sudah terjadi. saya tidak bisa berkata apa apa karena memang itu salah saya. saya sadar penuh akan apa yang sudah saya lakukan. Angel begitu merasa takut dan berdosa. tapi entah mengapa saat itu di sisi lain saya sempat berpikir bahwa kenapa Angel harus marah, padahal kelihatannya dia juga menikmati apa yang terjadi dan saya merasa dia tidak sungguh sungguh ingin menahan saya. dengan pemikiran itu saya berusaha menenangkan dia dan berusaha membela diri. maksud hati ingin menenagkan suasana, tapi yang terjadi malah suasana semakin keruh dan akhirnya kami putus.
sisi manusia paling hina saya keluar lagi, seolah olah senang, saat Angel meminta hubungan kami berakhir, saya langsung mengucap "iya" tanpa ada usaha sedikitpun untuk mempertahankan hubungan.

TERAMO (Temu Raya Muda OMI) 2013